"Insidensi kanker di Indonesia tahun 2018, dari 188.231 kasus baru, ada 58.256 atau 30.9 persen adalah kanker payudara untuk perempuan semua usia atau paling tinggi dari kasus kanker lainnya," ungkap mantan menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak periode 2009-2014 ini.
Ironisnya, ia melanjutkan, pasien pada umumnya datang memeriksakan diri ke dokter hampir 70 persen sudah dalam stadium lanjut. Padahal bila kanker payudara ditemukan pada stadium awal, tingkat harapan hidup akan lebih tinggi. Selain itu, meski kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan, nyatanya pria tidak luput walaupun perbandingannya memang sangat kecil.
"Jumlah 58.256 atau 30.9 persen artinya, per harinya itu ada 159,6 kasus. Per jam ada 6,6 kasus baru. Jadi kalau dibilang tiap 9 menit ada satu (1) kasus baru kanker payudara," ungkap Linda.
Baca Juga: Hati-Hati Jika Ketiak Anda Sering Gatal, Bisa Jadi Pertanda Penyakit Serius
Webinar melalui Zoom yang disiarkan langsung Sonora Surabaya dan diikuti para peserta melalui live Youtube Sonora juga menghadirkan dr. Ario Djatmiko FICS selaku Founder RS Onkologi Surabaya.
Disampaikan, bahwa kecepatan dan ketepatan berpengaruh pada upaya proses penyembuhan pasien kanker payudara. Termasuk ketersedian data tentang jumlah pasien dan seterusnya.
"Kecepatan pasien datang dan ketepatan tindakan adalah harapan untuk sembuh. Kalau kita tidak punya data maka istilahnya 'no where to go' nggak tahu kita kemana. Tapi YKPI telah berdasar data, bukan hanya spiritnya tapi langkahnya base on data," kata dr. Ario mengapresiasi melaui zoom dari Australia.
Baca Juga: 13 Oktober Peringati Hari No Bra Day! Bulan Kesadaran Kanker Payudara