Lebih lanjut ia mengatakan tentang apa yang harus tepat dilakukan oleh pasien penderita kanker.
"Pertama, tolong hatinya dibuka dulu. Bahwa penderita kanker itu bukan sendiri, tapi banyak dan berjuang bersama. Kedua, tentang perpanjangan umur adalah signifikan. Dulu tahun 1940 dari 100 orang penderita kanker yang hidup lima tahun cuma 20 persen. Tahun 1960 jadi 40 persen. Tahun 1980 jadi 70 persen, tapi sekarang sampai 95 persen. Tapi, ada faktor tak terduga lima persen unpredictable," ungkapnya.
"Bagi pasien dan penyintas kanker payudara ada tiga hal penting yang menyelamatkan. Pertama memilih yang benar, berusaha maksimal dan berdoa supaya terbebas dari yang lima persen tadi," lanjutnya.
"Benar memilih tapi tidak berusaha maksimal, maka momentum itu hilang. Berusaha maksimal tapi pilihan kita salah, maka hasilnya tidak optimal, harus betul-betul berusaha, pilihan tepat dan berdoa," ujar dr. Ario.
Baca Juga: Dokter Boyke: Menstruasi Dini Berisiko Timbulkan Kanker Payudara
Ia melanjutkan bahwa peran keluarga besar sekali. "Saat ibu saya kena kanker payudara umurnya 54 tahun, kita semua menangis. Menangis pisah-pisah, kalau depan ibu tidak menangis. Kakak saya dari luar negeri datang dan terimakasih pada istri saya yang mengantar bolak balik untuk pengobatan. Beliau meninggal pada usia 84 tahun, jadi 30 tahun. Pada saat itu saya amat sangat yakin bahwa ada yang bisa kita lakukan maksimal untuk pengobatan kanker payudara," kenangnya.
Apresiasi juga ia sampaikan untuk ibu-ibu YKPI, kepada para komunitas, penyintas, pendamping dan relawan yang membantu para pasien kanker, terlebih dari mereka yang telah mengalami.
"Mencintai temannya luar biasa, spirit untuk menjaga temannya. Apresiasi para ibu-ibu YKPI untuk meluangkan waktu, uang, keringat dan kesabarannya. Orang-orang yang luar biasa, hanya Tuhan yang akan membalas. The secret of quality is love, bukan teknis. Memberikan yang terbaik," pungkasnya.
Baca Juga: Para Wanita, Catat Daftar Makanan yang Dapat Mencegah Kanker Payudara