“Kita bisa lihat orang tawaf di Masjidil Haram, kita bisa lihat Donald Trump kampanye di Amerika dengan waktu yang bersamaan. Inilah teknologi,” ujar mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dua periode tersebut.
Menurutnya, seluruh pihak harus berjalan dengan cepat. Hal tersebut, terinspirasi dari siaran televisi yang disaksikannya, Rabu (28/10) pagi.
“Saya baca betul tadi. Sebelum berangkat ke sini saya nonton televisi. Di dinding rumah warga itu ada tulisan lambat tertinggal berhenti mati,” ungkap suami dari Febrita Lustia tersebut.
Dikatakannya, dunia ini, seyogianya adalah milik generasi masa depan. Maka, perlu dipikirkan, harta peninggalan seperti apa yang akan diwariskan kepada mereka.
“Tanah? Tuhan sudah setop buat tanah. Tuhan sudah gak buat lagi tanah. Gak ada lagi Tuhan buat tanah baru. Apakah kita harus berpikir memberikan warisan tanah? Jadi, warisan yang paling berharga dan tidak akan pernah mati, itu adalah ilmu dan teknologi. Maka, gak ada pilihan. Ketika kita mau lambat berarti kita tertinggal, kalau kita mau berhenti berarti kita tertindas dan mati,” ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Sumsel Kukuhkan Dewan Riset Daerah 2020-2022