LEN - AP2 Kerjasama Potensi Pemanfaatan PLTS Di Bandara PT Angkasa Pura II

5 November 2020 15:00 WIB
Dirut Len Industri Zakky Gamal Yasin (kiri berkacamata) berfoto bersama Dirut Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Dirut Len Industri Zakky Gamal Yasin (kiri berkacamata) berfoto bersama Dirut Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (4/11/2020). ( )

 


Bandung, Sonora.ID
PT Len Industri (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menandatangani MoU kerjasama tentang kajian potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan PT Angkasa Pura II.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) Len Industri, Zakky Gamal Yasin dan Dirut Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Dalam siaran pers yang diterima Redaksi Sonora Bandung, disebutkan penandatanganan kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang pembentukan Tim Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN dengan nomor surat  SK-252/MBU/07/2020 pada bulan Juli 2020 lalu.

Baca Juga: Cintai Lingkungan, Mesin Pengolah Sampah Ini Hadir di Masyarakat

Melalui kerjasama tersebut akan dilakukan kajian studi kelayakan atas potensi pembangunan sistem PLTS di seluruh bandar udara milik Angkasa Pura II di Indonesia. Sehingga, sinergi BUMN dapat menciptakan kerjasama strategis yang saling menguntungkan dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing BUMN.

“Len sangat peduli terhadap pengembangan PLTS di Indonesia. Program percepatan juga bisa mengembangkan industri PLTS lebih ke hulu lagi, yang sebenarnya sudah didukung dengan kekayaan alam atau bahan baku sel surya di Indonesia. Kita akan siapkan 2 skema, yang pertama sistem yang bisa menghemat konsumsi listrik APII, yang ke dua Len akan menyewa sisa atapnya untuk pemasangan PLTS," ucap Dirut Len Industri Zakky Gamal Yasin di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Sementara itu, Awaluddin dalam sambutannya mengatakan jika kajian mengenai PLTS ini sudah siap, maka akan dimasukkan dalam roadmapnya.

Baca Juga: 1.000 Masker Kain Gratis Dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Untuk Sosialisasi AKB

"Secepatnya (kajian) ini sudah jadi, bisa kita masukkan dalam roadmap pengembangan renewable energy kita. Harapan saya bisa selesai sebelum akhir tahun, sehingga rencana dalam RKAP memiliki acuan yang jelas. Asumsi saya bisa meminimalkan biaya operasi konsumsi listrik bisa mencapai 10 sampai 15% jika maksimal. Di sisi yang lain, kita bisa memanfaatkan penyewaan atap atau space area bandara yang bisa digunakan untuk pemasangan panel surya," ucap Awaluddin.

Di tempat yang sama, Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hariyanto mengatakan pihaknya ingin mendorong kerjasama ini bukan semata menjalankan surat keputusan saja, namun yang lebih utama adalah untuk mendorong penggunaan PLTS di lingkungan Angkasa Pura II.

Kementerian ESDM melalui EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi), khususnya Direktorat Konservasi Energi diharapakan dapat mengawal kerjasama ini dan mensinergikan dengan Bandara Soetta, Kualanamu, dan Banyuwangi. 

Baca Juga: PT KAI DAOP 2 Bandung Bagikan 1000 Masker Kepada Pelanggan Kereta Api

Khususnya di Bandara Banyuwangi yang akan dijadikan bandara green and efficient airport. Melalui kerjasama ini diharapkan bisa diketahui berapa energi terbarukan yang perlu dipasang dan penggunaan optimalnya seperti apa.

Kemudian, sebagai pelaksana pembangunannya adalah perusahaan patungan atau JV (joint venture) yang dibentuk oleh Len Industri, Pertamina, dan PLN.

Kolaborasi BUMN seperti ini bisa menjadi inisiator pemanfaatan PLTS yang lebih luas di Indonesia, sekaligus untuk mengejar target energi bauran 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014.
Baca Juga: PLN Kembali Hadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Parkir Gedung Sate Bandung

BUMN bisa menjadi role model implementasi green energy di Indonesia dan membantu pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan emisi gas rumah kaca. Dimana pemanfaatan PLTS di Indonesia masih rendah dengan kapasitas terpasang baru mencapai 152,44 MWp.

Potensi pemanfaatkan PLTS di seluruh lingkungan BUMN diperkirakan sebesar 1,4 Giga Watt peak (GWp) dengan biaya investasi kurang lebih Rp 15 triliun. Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, tambang dan sebagainya.

Potensi tersebut terdiri dari jalan tol 81,7 MW, bandara 167 MW, SPBU 75 MW, stasiun 55,8 MW, tambang 131 MW, pabrik 28 MW, kantor 35,75 MW, perkebunan 400 MW, pelabuhan 192 MW, serta gudang 231,5 MW.

Baca Juga: Sudah 16 Ribu Pengguna Kereta Api Tinggalkan Bandung Selama Libur Panjang

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm