Hut Ke-36, Teater Ideot Gelar Dialog Interaktif Iklim dan Problematika Teater di Jatim

6 November 2020 08:00 WIB
Rangkaian HUT ke 36 Teater Ideot Malang diisi dengan dialog interaktif lewat daring, Selasa malam 3 November 2020.
Rangkaian HUT ke 36 Teater Ideot Malang diisi dengan dialog interaktif lewat daring, Selasa malam 3 November 2020. ( )

Malang, Sonora.ID - Rangkaian HUT ke 36 Teater Ideot Malang diisi dengan dialog interaktif lewat daring, Selasa malam 3 November 2020.

Tema yang diangkat tentang iklim dan problematika teater di Jawa Timur. Ria Enes menjadi pembawa acara kegiatan ini.

Sedang dialognya menghadirkan berbagai narasumber dan dipandu oleh Moehammad Sinwan, yang akrab dipanggil Lek Bos.

Baca Juga: Polresta Malang Kota Gencarkan Sosialisasi Protokol Kesehatan Selama Operasi Zebra Semeru 2020

Alumnus Teater Ideot, Tjahjono Widjianto yang juga kepala sekolah, penyair ternama menyatakan api teater harus tetap menyala meski sudah terjadi perubahan zaman.

Hal ini memberi tantangan sendiri bagi teater. Ia mencatat ada tiga hal yang harus dihadapi teater saat ini.

Pertama, serba pragmatis. Kedua, menawarkan sesuatu yang instan dan ketiga, teater berhadapan dengan dunia lain.

Baca Juga: Jalan Basuki Rahmat Malang Ditutup Mulai Senin 2 November 2020, Begini Penjelasan Dishub Kota Malang

Tjahjono Widjianto mengatakan bahwa sesuatu yang instan bukan berarti kualitas rendah, namun bisa saja karena pola pikir.

Sedang teater berhadapan dengan dunia lain adalah digital. Dimana dunia yang luas bisa dibungkus dengan simple yang disebut digital.

Tjahjono Widjianto menambahkan bahwa teater sekarang harus punya empat modal yaitu memanfaatkan kondisi, ekonomi, budaya dan simbolik.

Ia mengharapkan bara api di dalam Teater Ideot akan tetap terus ada. Namun tidak boleh terjebak romantisme.

Sedang Maimura, tokoh teater lainnya menyatakan pertemuan virtual itu menjadi ruang komunikasi dengan lainnya.

Baca Juga: 3 Indikator Utama Agar Kota Malang Bisa Masuk Zona Kuning

Pertemuan itu mengingatkan pada 1984 saat Lek Bos menggoreng kacang diatas api. Baunya masih terasakan.

Membakar api diartikan masih menjaga teater. Dalam kondisi pandemi, teater juga berpengaruh.

Namun harus diciptakan "ruang-ruang" sendiri agar terus berkiprah karena tidak tahu sampai kapan pandemi berakhir seperti hidup kita.

Di Jawa Timur sendiri untuk menggerakan kesenian masih ada pelatihan-pelatihan dan lomba-lomba yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Peringati Hari Santri, Walikota Malang Bagikan Bonus Santriwan-Santriwati Berprestasi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm