Banjarmasin, Sonora.ID – Pandemi CoVID-19 yang berlangsung sejak bulan Maret lalu, tak ayal membuat sektor perekonomian di daerah terpuruk, tak terkecuali sektor perhotelan di Kalimantan Selatan.
Dalam rilis resmi BPS Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mencapai 43,69% pada bulan September 2020.
Angka tersebut turun 2,11 poin dibandingkan TPK di bulan Agustus yang mencapai 45,80%.
Baca Juga: Warga ke Paslon Nomor Urut 2: Ingin Taman Sepanjang Sungai Layang
Kepala BPS Kalimantan Selatan, Moch. Edy Mahmud menjelaskan bahwa TPK tertinggi dicapai oleh kelompok hotel bintang 4, yaitu sebesar 52,01%. Sedangkan yang terendah dari kelompok hotel berbintang dicapai hotel bintang 1 sebesar 15,73%.
Klasifikasi hotel bintang 4 menurutnya mengalami peningkatan sebesar 1,60 poin, sementara untuk hotel bintang 1 naik 1,00 poin.
“Sedangkan klasifikasi hotel bintang 3 turun sebesar 4,10 poin dan klasifikasi bintang 2 turun sebesar 5,82 poin,” tuturnya.
Baca Juga: Bantuan Sembako Pemko Banjarbaru Meluncur ke Korban Kebakaran Kotabaru
Sementara itu, untuk Rata-rata Lama Menginap (RTLM) tamu asing dan domestik pada periode tersebut mencapai 2,03 malam namun turun 0,04 malam dari periode Agustus 2020.
Ia juga menyebutkan bahwa dari analisis statistik yang dilakukan, dari bulan ke bulan mulai menunjukkan peningkatan dan dampak positif. Kendati belum mencapai lebih dari 50% dari yang biasanya terjadi.
Di mana pada bulan-bulan awal pandemi berlangsung, hampir seluruh sektor perhotelan terpuruk dan sebagian di antaranya harus menghentikan operasional karena tidak adanya tamu yang menginap dan juga belum adanya izin untuk beroperasi di tengah pandemi.
Baca Juga: TAPD Kalsel Diminta Koreksi Penggunaan Anggaran untuk Efisiensi
Angin segar baru muncul ketika pemerintah pusat menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru atau New Normal yang menjadi titik balik hidupnya lagi sektor perhotelan di Kalimantan Selatan.
Meskipun harus menerapkan protokol kesehatan ketika menerima dan melayani tamu, mulai dari penyediaan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, bilik sterilisasi, disinfeksi ruangan kamar, hingga pelayanan makan pagi yang langsung ke masing-masing kamar untuk menghindari kerumunan di restoran.