Balikpapan, Sonora.ID - Pandemi Covid-19 membuat seluruh sendi ekonomi lumpuh, termasuk UMKM yang selama ini dikenal kebal dengan kondisi ekonomi apapun.
UMKM di Kabupaten Penajam Paser Utara pun merasakan dampak dari Pandemi ini, termasuk Koperasi Lou Putri Petung (LPP) Penajam Paser Utara (PPU) yang membawahi beberapa kelompok usaha seperti usaha gula aren, gula kelapa, minyak goreng, aneka keripik, cimi-cimi, amplang, olahan rumput laut dan lainnya.
Ketua Koperasi Lou Putri Petung (LPP) Penajam Paser Utara, Salbiyah dalam Enlightening Moment Webinar “Womanpreneur”, Rabu 30 September 2020 mengaku, tahun pertama berdirinya koperasi ini di 2017, adalah masa-masa emas mereka dalam berproduksi dan pemasaran.
Baca Juga: Jadi Tukang Parkir, Anang: Lumayan Loh, Sehari 40 Juta, Buset!
Namun perlahan-lahan usaha mereka mengalami penurunan dan di saat pandemi ini pun semakin menurun, karena daya beli masyarakat menurun dan masyarakat lebih mengutamakan membeli barang-barang kebutuhan pokok dibandingkan membeli produk-produk Koperasi KPP Penajam yang sebagian besar adalah oleh-oleh khas Penajam Paser Utara.
“Masuk 2020 dan Pandemi, usaha kami terjun bebas. Toko Sentra Oleh-Oleh di kawasan Pasar Petung pun kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan. Selain karena pandemi, kami juga sudah tidak mampu lagi membayar sewa ruko dan karyawannya. Aktivitas masyarakat juga terbatas, termasuk berwisata. Sehingga oleh-oleh produksi koperasi LPP tidak begitu laku, kecuali gula aren dan minyak goreng," ujar Salbiah.
Produk rumput laut berlebel “Binar” yang dikelola Salbiah misalnya, di tahun 2017 sudah mengalami penurunan produksi.
Baca Juga: Kenalan Dengan Warung Wedang Rempah Mbah Jo, Kuliner Kesehatan Khas Kota Semarang
Rata-rata produksi yang dihasilkan antara 100 hingga 300 kilogram. Di bulan Juli 2017 kelompoknya berhasil memproduksi 338 kilogram olahan rumput laut dengan berbagai olahan seperti es krim rumput laut, manisan, bakso, minuman, kerupuk, dan lain-lain.
Namun di bulan November turun drastis menjadi 20 kilogram. Bahan baku rumput laut yang dihasilkan para petani di PPU juga menjadi kendala tersendiri dalam produksinya.
Kualitas rumput laut di PPU rendah kualitasnya sehingga makanan olahan yang dibuat pun kurang memenuhi standar. Akibatnya, angka penjualan menurun.
Baca Juga: 8 Fakta Negara-Negara di Dunia, Negara India Jadi Negara Terkotor
Meski demikian, Salbiyah dan anggotanya tetap tetap memproduksi olahan rumput laut untuk bertahan hidup, dengan mengambil bahan baku dari Tanah Grogot Kabupaten Paser.
Tentunya hal ini memerlukan biaya tambahan, namun cara itulah yang bisa membuat dirinya bisa terus berproduksi.
Salbiah dan 26 anggotanya terus mencari jalan keluar agar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini. Apalagi Koperasi LPP ini dibentuk atas bantuan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) yang kala itu masih berbendera Chevron Indonesia Company.
Baca Juga: Buka Sampai Malam, Kampung Jawi Kembali Ramai Didatangi Pengunjung
Para anggora koperasi pun adalah binaan PHKT sejak 2 tahun lalu. Koperasi ini mulai bekerjasama dengan instansi pemerintah, TNI dan Polri, agar produk oleh-oleh mereka bisa tersalurkan.
“Alhamdulillah dengan Kodim dan Pemkab produk kita bisa tersalurkan, buat oleh-oleh tamu-tamu mereka yang datang ke sini. Kami juga menjual produk-produk kami secara online," ungkap Salbiah.
Selain itu, Dekranasda PPU juga membantu pihaknya dalam pemasaran produk-produk sehingga mereka masih bisa bertahan hingga saat ini. Nantinya pun Dekranasda akan membangun rumah khusus untuk oleh-oleh Khas PPU, sehingga pelaku UMKM di kawasan Ibukota Negara (IKN) baru itu bisa disatukan dalam satu wadah.
Baca Juga: Gepak Kuning Tolak Panelis Debat Publik Pilkada Dari Luar Balikpapan
PT PHKT pun juga tidak henti-hentinya mendukung dan membina dirinya dan anggota koperasi LPP PPU. Anak perusahaan PT Pertamina ini pun juga membantu mencarikan jalan keluar agar produksi dan penjualan mereka tetap lancar.
“Kalau perusahaan lain ngasih uang terus ditinggal. Kalo PHKT beda. Bukan uang yang diberikan namun alat-alat produksi dan juga pembinaan yang berkelanjutan. Dengan begitu kami merasa diperhatikan dan tidak merasa ditinggal," aku Salbiah.
Dengan optimis Salbiyah berharap, pandemi Covid-19 segera berlalu dan perekonomian Kaltim dapat kembali bangkit, sehingga daya beli masyarakat terus membaik dan produk-produk karya Koperasi LPP PPU semakin berbinar, yang tentunya akan memberikan kebahagiaan serta keceriaan bagi seluruh anggota koperasi.
“Dengan semangat kita dan juga dukungan dan bantuan dari PHKT dan pihak-pihak lainnya insyaalloh kita bisa menyelematkan oleh-oleh khas Penajam dan bisa kembali digemari masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: BPKAD dan DPRD Balikpapan Berkoordinasi tentang Pemangkasan DBH hingga Rp 267 M