"Potensi kecurangan penyelenggara, apalagi proses rekrutmen pengawas PPS atau KPPS itu sudah dilakukan KPU dan Bawaslu. Ini yang kadang menjadi area pendekatan paslon untuk mempengaruhi untuk berpusat pada paslon tertentu," sambungnya
Dengan sejumlah potensi kecurangan tersebut, maka intensitas pengawasan harus semakin masif dilakukan oleh penyelenggara.
Selain itu, Lukman menambahkan menjaga elektabilitas menjadi kunci kesuksesan paslon.
Lebih jauh, Lukman menjelang, para kandidat masing-masing memiliki wilayah elektoralnya.
Tinggal, bagaimana mereka menjaga basis wilayah pendukung mereka.
Baca Juga: Debat Terakhir Pilkada Antar Calon Wakil Bupati Bangli
Lalu, swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan sisa waktu yang ada, agar tidak jatuh ke Paslon lainnya.
"Sambil berupaya meningkatkan elektabilitas diluar basis peta suara mereka, dengan pendekatan mencerdaskan. seperti program, di debat kedua dan ketiga masih ada. ini jadi momentum tampil secara istimewa dan sempurna di atas panggung. Supaya basis yang diluar bisa menjadi kelompok terpengaruh," kuncinya.
Sementara, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Dr Firdaus Muhammad berujar potensi money politics dinilai masih sangat tinggi.
"Potensi money politics tinggi salah satu penyebabnya karena efek pandemi," kata Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar itu.
Baca Juga: Pemko Banjarbaru Gelar Rakor Cegah Stunting & Prokes Jelang Pilkada