"Jangan sampai wilayah yang sudah keluar dari zona merah ini tidak menyelenggarakan proses belajar tatap muka, selama ini sekolah yang ada di wilayah zona kuning dan hijau masih melakukan pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
Totok melanjutkan, di Kota Banjarmasin saat ini sudah ada 40 kelurahan yang berstatus zona hijau.
Seharusnya seluruh sekolah yang ada di wilayah itu bisa menerapkan sekolah tatap muka.
"Tidak perlu menunggu semua wilayah jadi zona hijau," tukasnya.
Saat ini menurut Totok, kewenangan pelaksanaan pembelajaran tatap muka hanya dipegang oleh kepala daerah. Tidak perlu lagi memerlukan rekomendasi dari Satgas CoVID-19.
Baca Juga: Debat Publik Terakhir Pilwali Banjarmasin. Paslon Tak Jamin Covid-19 Berakhir 2021
"Makanya di pemberitaan nasional, menunjukkan jika zonasi risiko CoVID-19 tidak menjadi pertimbangan utama dalam rencana penerapan sekolah tatap muka," sambungnya.
Sebelumnya diketahui, di kota Banjarmasin telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka pada 4 sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejak Senin, 16 November 2020 yang lalu.
"Kita sepakat hasil simulasi ini akan kita rapatkan pada Kamis, 26 November. Jadi hari Rabu simulasi pembelajaran tatap muka ini akan berakhir," bebernya.
Setelah itu, Ia mengaku bahwa Disdik akan kembali menggelar pembelajaran tatap muka dalam periode transisi yang ditargetkan digelar pada awal Januari 2021.
"Jadi sesuai dengan instruksi Pak Nadiem, pada Januari nanti sekolah tingkat PAUD sampai dengan SMP di Banjarmasin bisa menggelar pembelajaran tatap muka. Tidak ada lagi sekolah tatap muka per jenjang pendidikan," tegasnya.
Baca Juga: Program 'Baiman' Sulap Kawasan A. Yani Banjarmasin Hingga Rupawan
Kendati demikian...