Picu Penyakit Jantung
Konsumsi berlebihan terhadap gorengan dapat memberikan potensi besar terserang penyakit jantung, dankanker.
Sebab didalam gorengan kaya akan lemak trans. Lemak trans sendiri dapat terbentuk ketika lemak tak jenuh menjalani proses yang disebut hidrogenasi.
Produsen makanan sering menghidrogenasi lemak menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen untuk meningkatkan umur simpan dan stabilitasnya.
Tetapi, hidrogenasi juga dapat terjadi saat minyak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi selama memasak.
Prosesnya mengubah struktur kimiawi lemak, membuatnya sulit bagi tubuh Anda untuk rusak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif.
Baca Juga: Jangan Makan 5 Jenis Makanan Ini Saat Menstrusi, Akibatnya Bisa Timbulkan Rasa Nyeri Berkali Lipat
Faktanya, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas.
Karena makanan yang digoreng dimasak dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung lemak trans.
Terlebih lagi, makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak sayur yang telah diproses, yang mungkin mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.
Sebuah studi AS tentang minyak kedelai dan minyak kanola menemukan bahwa 0,6–4,2 persen dari kandungan asam lemaknya adalah lemak trans.
Saat minyak ini dipanaskan hingga suhu tinggi, seperti saat menggoreng, kandungan lemak transnya bisa meningkat.
Faktanya, satu penelitian menemukan setiap kali minyak digunakan kembali untuk menggoreng, kandungan lemak transnya meningkat.
Namun, penting untuk membedakan antara lemak trans buatan dan lemak trans yang terdapat secara alami dalam makanan seperti daging dan produk.
Lemak trans alami belum terbukti memiliki efek negatif yang sama pada kesehatan seperti yang ditemukan pada gorengan dan makanan olahan.
Baca Juga: Jangan Makan 5 Jenis Makanan Ini Saat Menstrusi, Akibatnya Bisa Timbulkan Rasa Nyeri Berkali Lipat