Banjarmasin, Sonora.ID - Seperti diprediksi banyak pihak, debat terakhir Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan akan berlangsung panas dengan tensi cukup tinggi.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Sahbirin Noor - Muhidin, kali ini meladeni serangan bertubi-tubi sang rival, Denny Indrayana - Difriadi Darjat.
Denny memang acap kali melontarkan pernyataan-pernyataan keras terkait tema yang diangkat Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bermodal data Badan Pusat Statistik (BPS), Denny menyerang kubu petahana, sebut saja terkait tema kesehatan, infrastruktur, sumber daya alam.
Baca Juga: Partisipasi Perempuan Rendah, Kesbangpol Kalsel Sosialisasi Kesetaraan
Merasa terus disalahkan, Calon Wakil Gubernur (Cawagub) nomor urut 1, Muhidin, akhirnya terpancing untuk menyerang balik lawan debatnya.
Dengan dialeg khas Hulu Sungai-nya, mantan Wali Kota Banjarmasin itu mengungkapkan kekesalannya dengan mimik wajak yang terlihat jelas.
"Dari tadi kami terus disalahkan. Seakan-akan tidak ada benarnya Paman Birin ini," jelas Muhidin saat memberikan keterangan kepada awak media, usai debat pamungkas di TVRI Kalsel, pada Sabtu (28/11) malam.
Baca Juga: Netralitas Aparat di Pilkada 2020 Jadi Misi Penting Kapolda Kalsel
Seharusnya menurut Muhidin, debat itu dimanfaatkan untuk menyampaikan visi misi pembangunan selama 5 tahun ke depan sebagai gubernur dan wakil gubernur.
"Jangan menyalahkan kami terus. Harusnya debat ini menyampaikan visi-misi gubernur dan wakil gubernur," beber Muhidin.
Masyarakat bisa saja menilai pernyataan Denny dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
"Masyarakat pintar saja menilai," tutup Muhidin.
Terkait kekesalan Muhidin, Denny pun angkat bicara saat diwawancara awak media.
Ia mengaku, bukan mencari siapa yang benar atau salah dalam debat terakhir ini, sebagaimana yang diungkapkan rivalnya.
"Kami tidak mencari siapa yang benar atau salah," ungkap Wakil Menteri Hukum dan HAM era presiden Susilo Bambang Yudhuyono (SBY).
Hal itu menurut Denny semata hanya ingin mengungkap data dan fakta, dalam rangka mengkritisi kebijakan pemerintah agar berjalan dengan baik.
"Data itu penting dihadirkan agar tidak menjadi retorika belaka,' jelasnya.
Untuk itu, masyarakat sebagai pemilih dapat memverifikasi data tersebut, terlebih disampaikan secara berdasarkan data dan terbuka.
"Saya meminta maaf apabila debat malam ini cukup hangat. Itu menjadi pembeda yang tajam," pungkas Denny.
Baca Juga: Sinergi Radio Suara Banjar dan Motion Radio Banjarbaru Lewat Webinar Broadcasting