Marah Dengar Isu Naiknya Gaji dan Tunjangan DPRD DKI, Ahok: Enggak Wajar

8 Desember 2020 09:10 WIB
Marah Dengar Isu Naiknya Gaji dan Tunjangan DPRD DKI, Ahok: Enggak Wajar
Marah Dengar Isu Naiknya Gaji dan Tunjangan DPRD DKI, Ahok: Enggak Wajar ( Kompas.com)

Sonora.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok, memang sering kali melontarkan pernyataan atau kritik tajam kepada pemerintah.

Kali ini dirinya memberikan kritik terkait dengan besaran gaji dan tunjangan anggota DPRD DKI Jakarta yang menurutnya sudah terlalu besar.

Tak berhenti di situ, Ahok pun marah ketika mendengar kabar bahwa gaji dan tunjangan tersebut  justru akan naik pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga: Soal Kenaikan Gaji DPRD DKI, Ahok: Kalau Saya Jadi Gubernur, Tidak Akan Setuju

Hal itu disampaikannya dalam video yang diunggahnya pada akun YouTube pribadinya, Panggil Saya BTP, yang diunggah pada Minggu, 6 Desember 2020 yang lalu.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya berbincang dengan salah satu anggota Fraksi PDI-P DPRD DKI, Ima Mahdiah, yang awalnya magang di balai kota pada saat Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI.

Diminta blak-blakan tentang gaji dan tunjangan yang diterima Ima per bulannya, Ima menyebutkan bahwa ia menerima Rp 108.854.900, namun setelah dipotong pajak menjadi Rp 73.063.500 per bulannya.

Baca Juga: Gemas! Cinta dengan Hal Berbau Korea, Pupus Nastiti Panggil Ahok dengan Sebutan Ini

Mendengar besaran tersebut, Ahok menilai bahwa itu masih terlalu besar, apa lagi tunjangan rumah hingga Rp 60 juta dan transportasi Rp 21,5 juta.

“Kalau saya jadi gubernur, tidak akan pernah saya setuju tunjangan rumah Rp 60 juta dan tunjangan mobil Rp 21,5 juta,” ungkapnya tegas.

Ima pun menjelaskan bahwa gaji dan tunjangan sebesar itu sudah berlaku sejak 2017 silam, atau sudah tiga tahun lamanya.

Baca Juga: Langkah Besar Ahok yang Akan Dilakukan Jika Terpilih Jadi Presiden RI

Ahok menjelaskan bahwa rencana kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan memang sudah dilontarkan sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI.

Namun, dirinya selalu menolak permintaan tersebut.

“Kalau saya jadi anggota dewan, saya begitu masuk, saya akan mengatakan ini kebesaran dan saya akan tulis ini kebesaran, enggak wajar. Kalau mau jagoan harusnya justru minta turun. Saya enggak maksa kalian minta turun, tapi enggak boleh nambah,” sambungnya.

Terlebih lagi, Ahok pun menyoroti pada masa pandemic Covid-19 ini, ekonomi masyarakat menjadi serba sulit dan pendapatan daerah juga menurun.

Baca Juga: Usai Bertemu dengan Erick Thohir, Ahok: Kami Tidak Bisa Diadu Domba

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm