Makassar, Sonora.ID - Danny Pomanto mengaku dirinya sebagai korban dalam kasus beredarnya transkrip rekaman di sosial media.
Dalam rekaman berdurasi 1 menit 58 detik itu, Danny menuding mantan Presiden RI Jusuf Kalla dibalik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Menurutnya, pihak yang menyebar, tersinggung dan yang melaporkan atas rekaman tersebut merupakan orang yang sama.
"Jadi sebenarnya siapa yang korban?" tanya Danny Pomanto, Rabu (9/12/2020).
Baca Juga: Perhitungan Pilwali Banjarmasin Belum Kelar, Haris Ucapkan Selamat ke Petahana
Danny mengatakan peristiwa itu hanya diskusi biasa. Dia menerima tamu pribadi, lalu diskusi, dan menjawab pertanyaan dari hangatnya permasalahan yang ada di majalah nasional (Gatra) yang mengulas Ihwal keterkaitan antara JK, Anis Baswedan, dan Rizieq Shihab.
"Mereka tanya (Laskar Merah Putih) dan itu adalah pandangan private yang bukan untuk dipublikasi yang kemudian direkam oleh seseorang yang ternyata diidentifikasi adalah pihak tertentu," terangnya.
Ia mengatakan pembahasan tersebut sudah jadi rahasia umum. Koran-koran nasional sudah memuat dan itu analisis.
"Saya tidak bermaksud menghina atau memfitnah siapapun. Tidak ada, ini adalah pandangan bebas sebagai warga negara yang dilindungi undang-undang di dalam rumahnya," tuturnya.
"Di warung kopi pun itu tidak apa-apa, sudah biasa kecuali mempublikasikan di ruang publik, sengaja dipublikasi, sama dengan kasus-kasus yang banyak terjadi," sambungnya kemudian.
Terkait pelaporan dirinya atas beredarnya rekaman tersebut, Danny mengatakan hal itu biasa terjadi dan dirinya merasa itu itu bagus agar ada ruang klarifikasi.
"Supaya masyarakat tahu persis apa yang terjadi, siapa yang merekam, siapa yang menyebar, siapa yang melapor, satu pihak semua. Sehingga masyarakat bisa tahu apa yang terjadi," ungkapnya.
Baca Juga: Ibnu-Arifin Unggul di Banjarmasin, Patahkan Mitos Dua Periode
Ia menyebut persoalannya bukan pada materi diskusinya, namun akan terungkap tentang pelaku perekam dan mengapa mesti direkam.
Danny mengatakan masyarakat Kota Makassar sudah cerdas dalam memberikan penilaian atas pelaporan dirinya di kepolisian.
"Masyarakat cerdas, masyarakat bisa tahu. Kita tahu 2018 kecerdasan masyarakat terbukti. Saya kira kali ini masyarakat tahu apakah saya korban atau dikorbankan orang lain," pungkasnya.