Sonora.ID - Sebelumnya ilmuan menemukan mutasi baru dari virus corona di beberapa kawasan yang ada di Negara Inggris.
Para ilmuan juga menuturkan bahwa virus yang diberi nama "VUI - 202012/01" tersebut dapat menyebar dua kali lebih cepat dari virus corona.
Akibat hal tersebut pemerintahan Inggris menyebutkan bahwa kini negaranya tengah berada di luar kendali akibat adanya virus "VUI - 202012/01"
Melansir BBC via Kompas.com, Selasa (22/12/2020), varian baru dari virus corona ini dinilai bisa lebih menular dibandingkan dengan stain virus corona SARS-CoV-2 lainnya.
Baca Juga: Program Vaksinasi Covid-19 Secara Gratis Dari WHO Untuk Negara Miskin di Dunia Terancam Gagal
Menurut Menteri Kesehatan Negara Inggris. Matt Hancock, lebih dari 1.000 kasus yang disebabkan oleh varian baru Covid-19 telah teridentifikasi di kawasan Inggris.
Berikut adalah empat fakta mengejutkan seputar varian baru virus corona ("VUI - 202012/01") yang tengah berkembang di Inggris:
Ditemukan di sejumlah negara
Fakta mengejutkan yang pertama adalah virus berjenis baru "VUI - 202012/01", kini mulai menyebar ke daratan terdekat Inggris.
Bahkan saat ini virus tersebut mulai terdeteksi di Belanda, Denmark, Australia, dan Afrika Selatan, dikutip dari BBC via Kompas.com.
Varian baru ini disebut menyebar lebih cepat dari versi aslinya, tetapi para ilmuan menduga tidak lebih mematikan.
Kini, sebagian besar wilayah Inggris tenggara, termasuk London kini berada di bawah pembatasan baru yang lebih ketat.
Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Bakal di Suntik Vaksin Covid-19, Biden: Saya Melakukannya Secara Terbuka
Kebal Terhadap Vaksin Covid-19
Seorang Asisten profesor di School of Publick Health di University of Nevada Brian Labus mengatakan, Varian baru ini sama sekali tak berpengaruh pada vaksin yang saat ini dikembangkan.
Brian Labus menyebutkan hal tersebut terjadi lantaran formula pada vaksin yang saat ini dikembangkan hanya mampu membunus virus Covid-19.
"Saat kami mengembangkan vaksin, kami tahu bahwa virus adalah target yang bergerak, sehingga sudah ada dalam desain," kata Labus, dikutip dari Healthline, Jumat (18/12/2020).
Baca Juga: Jepang Catat Rekor Kasus Flu Burung Tertinggi Sejak 3 Tahun Lalu
"Kami belum memahami apa arti mutasi ini, apalagi jika akan memengaruhi kemanjuran vaksin. Tapi, kecil kemungkinannya," sambungnya.
Senada dengan Labus, Profesor Ravi Gupta dari University of Cambridge menyebut bahwa vaksin melatih sistem kekebalan untuk menyerang beberapa bagian vairus yang berbeda.
Meski bagian dari virus itu telah bermutasi, vaksin tetap bisa berfungsi.
Mutasi virus
Menurut Labus, virus bermutasi sepanjang waktu dan itu merupakan hal yang normal. Hanya karena mutasi, bukan berarti ada yang perlu dikhawatirkan.
"Banyak mutasi tidak berpengaruh pada virus, karena ada banyak redundansi dalam kode genetik. Beberapa berbahaya dan mempersulit penyebaran virus, dan itu akan segera hilang dari populasi," kata dia.
"Jika strain itu menyebar lebih mudah atau menyebabkan penyakit yang lebih serius, itu akan mengkahawatirkan. Namun, mutasi yang bisa melakukan itu jarang terjadi," sambungnya.
Sejauh ini, belum ada bukti bahwa varian baru yang ditemukan lebih mematikan dari aslinya.
Baca Juga: Presiden Perancis Emmanuel Macron Terkonfirmasi Positif Covid-19
Penutupan perbatasan dengan Inggris
Pada hari Minggu, negara-negara Eropa termasuk Irlandia, Jerman, Perancis, Italia, Belanda, dan Belgia mengumumkan penghentian penerbangan dan perjalanan dari Inggris.
Di Belanda, penutupan itu dilakukan setelah hasil tes pada sampel yang diambil pada awal bulan ini mengungkapkan adanya varian baru virus corona dan sama seperti di Inggris.
Sementara Kementerian Transportasi Jerman mengatakan pesawat dari Inggris tidak akan diizinkan mendarat setelah tengah malam pada Minggu (20/12/2020), kecuali untuk kargo.
Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Bakal di Suntik Vaksin Covid-19, Biden: Saya Melakukannya Secara Terbuka