Gubernur menegaskan bahwa Jatidiri tidak hanya untuk stadion sepak bola, namun lebih pada kawasan olahraga yang memfasilitasi sejumlah cabang olahraga (cabor).
"Yang sudah jadi ada kolam renang, terus tenis, ada sepatu roda. Ini sebenanrya bagian dari penataan dan ini belum selesai. Ada beberapa cabor yang gedungnya belum tuntas. Jadi mohon teman-teman sabar," katanya.
Terkait mendapat kiriman karangan bunga, Gubernur Ganjar mengaku kaget lantaran pagi-pagi sudah dikirimi video adanya karangan bunga yang membanjiri halaman kantornya.
Baca Juga: Pemkot Malang Masih Koordinasi dengan Pemprov Jatim Terkait Rapid Test Antigen bagi Wisatawan
"Saya agak kaget, tadi pagi dikasih video kok ada karangan bunga. Saya sampaikan ke Pak Yoyok (CEO PSIS Semarang), manajemen PSIS, terimakasih atas karangan bunganya," kata Ganjar.
Meskipun demikian, ia menyayangkan aksi tersebut lantaran sebelumnya tidak ada satu pun pihak dari manajemen PSIS yang bertemu secara resmi untuk membicarakan masalah Jatidiri.
Ganjar berharap jika ada yang masih ingin protes bisa langsung dilakukan dengan menemuinya sehingga tidak memasang spanduk protes di sembarang tempat.
Untuk diketahui, beberapa spanduk dengan tulisan cat semprot dengan tagar yang sama terpasang di beberapa titik di Kota Semarang.
Baca Juga: Apel Operasi Lilin Lodaya 2020, Wagub Jabar: Kedepankan Tindakan Tegas Dan Humanis
Terpisah, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengatakan, suporter PSIS memang sudah merindukan Laskar Mahesa Jenar berlaga di Stadion Jatidiri.
Apalagi selama berhome base di Magelang sejak musim 2017, banyak insiden yang kerap menimpa suporter Panser Biru, Snex, ataupun pecinta PSIS lainnya.
Yoyok menjelaskan manajemen PSIS siap jika diajak urun rembug dengan Pemprov Jateng untuk mencari solusi terbaik.
Baca Juga: PLN Apresiasi Petugas Garda Depan Recovery Kelistrikan Jawa Barat