Dengan keterlibatan pihak swasta, Ia berharap para petani akan terbantu dalam program pembesaran sapi, baik yang di perkebunan maupun di pertambangan.
“Kalau untuk pembesaran anggarannya terlalu besar untuk petani. Makanya itu nanti yang akan kita himpun kepada pelaku usaha swasta,” pungkasnya.
Luas lahan kebun sawit yang digunakan dalam kegiatan integrasi adalah 1776,64 Ha dengan sistem pemeliharaan grazing pada 64 blok kebun sawit. PT BKB menyediakan paddock nursery sebesar 37 Ha yang digunakan pada saat sapi masuk, untuk lokasi pedet pra-sapih dan karantina hewan yang sakit.
Kebutuhan pakan untuk pengembangbiakan berasal dari cover crop dan vegetasi hijauan dari kebun sawit dengan jumlah ad-libitum.
Tambahan yang diberikan adalah mineral (garam, DCP, zwavelzure ammoniak dan mineral blok), vitamin (non steroid) dan elektrolit, lodium dan molasses. Jumlah yang diberikan 150 gram/ekor/hari atau seharga Rp. 1006,5/ekor/hari.
Sapi ditempatkan di kebun sawit dengan dibatasi oleh pagar listrik (electric fence). Satu blok kebun seluas 30 Ha digunakan untuk penggembalaan 319 ekor sapi.
Rotasi ternak dilakukan setiap hari pada pagi hari. Kebutuhan air minum diperoleh dari tempat penyimpanan air khusus yang dapat dipindahkan (portable).
Baca Juga: H2D Galang Dana Rp5.000, Supian HK : ‘Jangan Libatkan Masyarakat!’