Jam Malam Bikin UMKM Menjerit, Pemkot Makassar Sebut Demi Keselamatan

4 Januari 2021 17:05 WIB
ilustrasi UMKM
ilustrasi UMKM ( Istimewa)

Makassar, Sonora.ID - Peningkatan kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan berada pada level yang memprihatinkan. Awal tahun 2021 ini, dalam sehari sebanyak 500 hingga 600 orang dinyatakan positif terpapar virus corona di Sulawes Selatan.

Per 3 Januari 2020, total kasus Covid-19 di Sulsel sudah menyentuh angka 32.187. Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar pun tak tinggal diam.

Pelbagai upaya serta kebijakan ditempuh demi menekan penularan virus yang seolah tak terbendung ini. Salah satu kebijakan yang diberlakukan saat ini adalah pembatasan jam malam.

Melalui surat edaran bernomor 003.02/01/S.Edar/Kesbangpol/I/2021 yang ditandatangani Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin, jam malam kembali diperpanjang hingga 11 Januari 2021.

Baca Juga: Pembatasan Jam Malam di Makassar Diperpanjang hingga 11 Januari 2021

Aturan tersebut mewajibkan seluruh kegiatan atau tempat yang berpotensi menimbulkan keramaian tutup pada pukul 7 malam. Baik itu mall, restaurant, cafe dan tempat keramaian lainnya. Sayangnya, kebijakan tersebut menuai protes dari pelaku UMKM yang mayoritas adalah pengusaha kuliner.

Seperti diakui Rifqy, pengusaha kuliner di Makassar. Ia mengatakan, penerapan jam malam sangat memukul sektor UMKM terkhusus kuliner lantaran waktu berjualan mereka dibatasi.

"Kita harus putar otak untuk melayani pembeli dengan jasa delivery. Tapi pengunjung tentu tidak seramai seperti hari-hari biasa," katanya.

Menurutnya, dirinya dan hampir seluruh UMKM di semua sektor telah mematuhi protokol kesehatan. Hanya saja, kenaikan kasus Covid-19 di Makassar membuat mereka mau tidak mau harus menerima kebijakan Pemkot tersebut.

Kendati demikian, ia menyayangkan, Pemkot Makassar tidak melibatkan pelaku UMKM dalam mengeluarkan kebijakan itu.

Baca Juga: Sepanjang 2020, 82 Ribu UMKM Palembang Didaftarkan untuk Terima BLT

Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha (Apindo) Sulsel, La Tunreng. Ia mengaku pesimis dengan perekonomian Sulsel pada kuartal I tahun ini, jika Pemkot terus menerus memperpanjang jam malam. Saat ini saja, daya beli masih lesu.

"Pemberlakuan jam malam tidak menghadang peningkatan kasus Covid-19. Saya sebagai pengusaha kian pesimis terhadap perekonomian kita," kata La Tunreng.

Menurut Latunreng, perlu ada kebijakan lain yang bisa menggenjot realisasi belanja dengan menggerakkan sektor riil.

Jika tidak, maka ia meyakini, ekonomi Sulsel pada kuartal I tahun 2021 akan terkontraksi lebih dalam lagi.

Baca Juga: 63 Ribu Lebih UMKM dan IKM Manfaatkan Diskon Tambah Daya Listrik 'Super Merdeka'

Demi Keselamatan Warga Makassar

Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin

Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin menyadari betul bahwa kebijakan yang diambilnya akan memberatkan beberapa kalangan.

Namun ia menegaskan, keputusan tersebut semata-mata demi menjaga warga Makassar dari penyebaran Covid-19.

"Berdasarkan teori manajemen resiko, itu tidak bicara lagi siapa untung, siapa rugi karena yang utama adalah keselamatan. Nah kita tau pandemi ini meninggi luar biasa akibat berbagai akumulasi dari efek efek termasuk di dalamnya Pilkada. Maka tentu langkah yang harus dilakukan bagaimana menekan semaksimal mungkin potensi-potensi yang memperparah tingkat penularan,"ujar Rudy Djamaluddin kepada awak media, Senin (4/1/21).

Baca Juga: 63 Ribu Lebih UMKM dan IKM Manfaatkan Diskon Tambah Daya Listrik 'Super Merdeka'

Rudy bilang, pihaknya bisa saja mempersiapkan langkah ekstrem yakni PSBB dan lokcdown. Tetapi, sesuai arahan Pemerintah pusat, pengendalian penyebaran Covid-19 harus dibarengi dengan tetap mempertahankan ekonomi.

Olehnya itu, kebijakan jam malam menjadi alternatif ideal dimana aktivitas perekonomian dapat dimaksimalkan pada siang hari.

"Apabila ada aktivitas yang menarik orang berkumpul di malam hari di situlah kesulitan kita mengontrol. Kadang kala masyarakat kita kalau sudah ngobrol tengah malam apakah di kafe atau di rumah makan pasti buka masker dan sudah makan tetap buka masker, di situ ada potensi dan potensi penularan," tambahnya.

Pihaknya pun mengisyaratkan bakal terus melanjutkan aturan jam malam jika kasus positif terus naik.

Baca Juga: ERP Odoo Community : Alternatfi Murah Pendukung Bisnis UMKM

Tapi sebelumnya, pihaknya akan mengevaluasi sejauh mana kebijakan jam malam ini berdampak pada jumlah kasus di Sulsel khususnya di Makassar.

"Yang jelas kebijakan pemerintah pusat keselamatan yang utama, makanya kalau kasus naik terus yah bisa saja dilanjutkan. Apapun akan kami tempuh demi menyelamatkan masyarakat kota Makassar," tegasnya.

Dukungan pun datang dari Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Nurdin menyebut, evaluasi terus dilakukan.

Ia pun meminta pelaku UMKM bersabar seminggu lagi sambil tetap menjalankan protokol kesehatan.

"Makanya ini kita kaji. Tentunya saya kira pastilah kita akan perhatikan itu soal UMKM. Seminggu saja, setelah itu ya kita lebih ketat lagi lah," imbuh Nurdin Abdullah.

Baca Juga: UMKM di Banjarbaru dapat Hibah Peralatan dan Bahan dari Pemko

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm