“Apalagi kita harapkan, pelabuhan ini dapat jadi pelabuhan terbesar di Kalimantan Selatan,” tutur politikus Partai Golkar dari Dapil Tanah Bumbu dan Kotabaru itu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pelabuhan Perikanan Batulicin, Akhmad Syarwani mengakui jika dampak kekurangan es balok untuk menjaga ketahanan dan kualitas ikan hasil tangkapan nelayan, sangat dirasakan oleh para nelayan.
“Apalagi pendapatan ikan melimpah di pelabuhan ini, untuk pengiriman ke Pontianak dan Sampit, pulangnya mereka balik membawa es dari provinsi tetangga,” jelasnya terkait solusi jangka pendek yang diambil oleh para nelayan untuk mengatasi kelangkaan tersebut.
Baca Juga: Polda Kalsel Siapkan 10 Ribu Rapid Test Antigen bagi Pelanggar Prokes
Menurutnya, dari puluhan ton ikan yang didapatkan per harinya, pihaknya hanya mendapat 6 ton es balok per hari. Kekurangannya tentu saja dicari di luar pelabuhan oleh para nelayan atau buruh yang ada di pelabuhan.
“6 ton dari kapasitas 10 ton, di mana sisa 4 ton dicari sendiri oleh nelayan. Jadi, baik untk pendistribusian dan pengangkutan terpaksa harus mencari dari luar pelabuhan,” jelasnya lagi.
Sidak yang dilakukan mendadak oleh Yani Helmi, dinilainya menjadi wadah untuk memperlihatkan fasilitas mana yang dapat skala prioritas dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.