Banjarmasin, Sonora.ID – Stok es balok yang digunakan untuk pengawetan ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di Pelabuhan Perikanan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, rupanya mengalami kelangkaan.
Padahal es balok merupakan barang penting dalam kegiatan di fasilitas tersebut.
Kondisi ini menjadi sorotan Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Selatan, Muhammad Yani Helmi, saat melakukan sidak ke Kantor Pelabuhan Perikanan Batulicin, Senin (04/01) siang.
Dari rilis yang diterima redaksi Smart FM Banjarmasin, Selas (05/01) pagi, Yani, panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa hal tersebut menjadi masalah serius yang harus jadi perhatian pihak terkait.
Baca Juga: Tiket Pesawat Picu Inflasi 0,79 Persen di Kalsel Selama Desember 2020
Apalagi sektor perikanan juga salah satu sumber perekonomian Kalimantan Selatan, selain sektor pertambangan dan perkebunan.
“Yang kami lihat, bahwa di Pelabuhan Perikanan Batulicin hampir 80 persen kekurangan es balok, ini harus jadi perhatian serius,” tegasnya.
Ia mengungkapkan akan membantu semaksimal mungkin agar permasalahan tersebut dapat diatasi. Sehingga ke depan, pelabuhan perikanan yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan itu dapat lebih optimal dari sisi kinerja.
“Apalagi kita harapkan, pelabuhan ini dapat jadi pelabuhan terbesar di Kalimantan Selatan,” tutur politikus Partai Golkar dari Dapil Tanah Bumbu dan Kotabaru itu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pelabuhan Perikanan Batulicin, Akhmad Syarwani mengakui jika dampak kekurangan es balok untuk menjaga ketahanan dan kualitas ikan hasil tangkapan nelayan, sangat dirasakan oleh para nelayan.
“Apalagi pendapatan ikan melimpah di pelabuhan ini, untuk pengiriman ke Pontianak dan Sampit, pulangnya mereka balik membawa es dari provinsi tetangga,” jelasnya terkait solusi jangka pendek yang diambil oleh para nelayan untuk mengatasi kelangkaan tersebut.
Baca Juga: Polda Kalsel Siapkan 10 Ribu Rapid Test Antigen bagi Pelanggar Prokes
Menurutnya, dari puluhan ton ikan yang didapatkan per harinya, pihaknya hanya mendapat 6 ton es balok per hari. Kekurangannya tentu saja dicari di luar pelabuhan oleh para nelayan atau buruh yang ada di pelabuhan.
“6 ton dari kapasitas 10 ton, di mana sisa 4 ton dicari sendiri oleh nelayan. Jadi, baik untk pendistribusian dan pengangkutan terpaksa harus mencari dari luar pelabuhan,” jelasnya lagi.
Sidak yang dilakukan mendadak oleh Yani Helmi, dinilainya menjadi wadah untuk memperlihatkan fasilitas mana yang dapat skala prioritas dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.