"Kalau memang diperbolehkan, kami ambil sesuai dengan kebutuhan. Sisanya dititip ke Provinsi. Karena cold chain yang kami miliki tidak mampu menyimpan vaksin itu secara keseluruhan mengingat sudah ada vaksin rutin," ujarnya.
Mengenai ketersediaan cold chain yang terbatas, Budiari mengatakan, pihaknya sudah sempat menyampaikan pada pihak Provinsi. Dan diakui jika Provinsi sudah mengetahui kendala tersebut.
Pihaknya juga menyebut jika kendala minimnya cold chain ini tidak hanya terjadi di Bangli, namun Kabupaten lainnya juga mengalami kendala yang sama.
Baca Juga: Vaksin Tahap I Datang, Ketua DPRD Kalsel Siap Disuntik Pertama
"Harga cold chain ini mencapai Rp. 150 juta per satu unitnya. Memang, informasi mengenai tambahan vaksin ini sudah ada sejak tahun 2020 lalu. Kami sudah sering mengajukan pengadaan melalui APBD Bangli, namun tidak pernah mendapatkan anggaran. Bahkan sejak sebelum merebaknya pandemic Covid-19," kata dia.
Mengenai persiapan vaksin Covid-19, Budiari mengaku, tidak ada persiapan khusus. Sebab pihaknya sudah kerap melaksanakan vaksinasi rutin, dengan banyak item.
Berbeda dengan vaksin rutin yang mengharuskan pihak Dinkes aktif mencari sasaran, Budiari menjelaskan, vaksin Covid-19 merupakan vaksin pasif yang pemberiannya sesuai dengan data sumber daya manusia kesehatan (SDMK).