Lahan yang berpotensi beralih tanaman masih tersisa 6 hektar. Sisanya prmukiman & perkebunan salak. Seperti di Putung, Batu Gede, Juuk Legi, Pateh,serta Wates Kangin.
Peralihan tanaman salak menjadi padi di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena air.
Dikatan hamper 100% petani yang lahannya berdekatan dengan saluran air beralih tanam ke padi.
Baca Juga: Memasuki Tahap III Bali Akan Terima Vaksin Covid-19 Sebanyak 25.320 Vial
"Dulu ada sekitar 30 hektar lahan pertanian (sawah). Karena saluran irigasi rusak maka petani beralih ke salak. Sekarang karena salurn sudah diperbaiki, petani kembali ke padi. Sampai sekarang baru ada 24 hektar yang kembali ke padi, berarti sisanya masih 6 hektar," tambah Gede Pawana.
Selain faktor air, peralihan tanaman salak menjadi padi juga dikarenakan harga salak sering anjlok saat musimnya.
Saat musim panen harga salak sekitar Rp.1.000/Kilogramnya.
Sebagian petani mengambil langkah ini lantaran tanaman padi lebih menjanjikaan dibanding salak.
Selain itu karena lokasi lahan dekat dengan sumber air, sehingga petani pilih tanam padi.
Penghasilan padi setiap tahun mencapai belasan juta setiap kali penen. Sedangkan harga salak anjlok.
Baca Juga: Sebanyak 535 Nakes di Denpasar Bali Sudah Divaksin Covid-19