Tahun 2021, 1 Hektar Lahan Salak di Desa Duda Selat Karangasem Beralih Jadi Padi

23 Januari 2021 15:30 WIB
Tahun 2021, 1 Hektar Lahan Salak di Desa Duda Selat Karangasem Beralih Jadi Padi
Tahun 2021, 1 Hektar Lahan Salak di Desa Duda Selat Karangasem Beralih Jadi Padi ( Kompas.com)

Bali, Sonora.ID - Kabupaten Karangsem, Bali terkenal dengan salah satu Kabupaten penghasil salak, salah satunya Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangsem.

Namun pada tahun 2021akan ada pengalihan tanaman.

Pada tahun 2021 ini,  sekitar 1 hektar lebih lahan warga di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem akan beralih tanaman dari salak menjadi padi.

Hal ini dikarenakan beberapa saluraan irigasi sekitar Duda Timur akan diperbaiki Desa mengunakan anggaran dari Desa.

Baca Juga: Kawasan Eks Galian C Gunaksa, Akan Dibangun Pusat Kebudayaan Bali

Perbekel Desa Duda Timur, Gede Pawana, menjelaskan, lahan  yang beralih dari salak menjadi  padi rata- rata di Banjar Wates Kaja, Pesangkan Anyar, dan  Banjar Pesangkan.

"Dulu warga di Wates  Kaja tanam pohon salak, sekarang beralih ke padi.  Makanya kita lakukan secara beertahap. Tahun 2020, lahan yang beralih dari salak ke padi sekitar 2 hektar. Sedangkan tahun 2019 sekitar 4 hektar. Sekarang target 1 hektar lebih," kata Gde Pawana, Jumat 22 Januari 2021 siang.

Seperti Sonora Bali kutip dari Tribun Bali, Ditambahkan, luas wilayah di Desa Duda Timur skitar 964 hektar. Lahan pertanian, yang beralih dari salak ke padi, 24 hektar.

Baca Juga: PPKM Bali Diperpanjang sampai 8 Februari 2021, Pengawasan Protokol Kesehatan Tiga Kali Sehari

Lahan yang berpotensi beralih tanaman masih tersisa 6 hektar. Sisanya prmukiman & perkebunan salak.  Seperti di Putung, Batu Gede, Juuk Legi, Pateh,serta  Wates Kangin.

Peralihan tanaman salak menjadi padi di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena air.

Dikatan hamper 100% petani yang lahannya berdekatan dengan saluran air beralih tanam ke padi. 

Baca Juga: Memasuki Tahap III Bali Akan Terima Vaksin Covid-19 Sebanyak 25.320 Vial

"Dulu ada sekitar 30 hektar lahan pertanian (sawah). Karena saluran irigasi rusak maka petani beralih ke salak. Sekarang karena salurn sudah diperbaiki, petani kembali ke padi. Sampai  sekarang baru ada 24 hektar yang kembali ke padi, berarti  sisanya masih 6 hektar," tambah Gede Pawana. 

Selain faktor air, peralihan tanaman salak menjadi padi juga dikarenakan harga salak sering anjlok saat musimnya.

Saat musim panen harga salak sekitar Rp.1.000/Kilogramnya.

Sebagian petani mengambil langkah ini lantaran tanaman padi lebih menjanjikaan dibanding salak.

Selain itu karena lokasi lahan dekat dengan sumber air, sehingga petani pilih tanam padi.

Penghasilan padi setiap tahun mencapai belasan juta setiap kali penen. Sedangkan  harga salak anjlok.

Baca Juga: Sebanyak 535 Nakes di Denpasar Bali Sudah Divaksin Covid-19

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm