Bali, Sonora.ID - Kabupaten Karangsem, Bali terkenal dengan salah satu Kabupaten penghasil salak, salah satunya Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangsem.
Namun pada tahun 2021akan ada pengalihan tanaman.
Pada tahun 2021 ini, sekitar 1 hektar lebih lahan warga di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem akan beralih tanaman dari salak menjadi padi.
Hal ini dikarenakan beberapa saluraan irigasi sekitar Duda Timur akan diperbaiki Desa mengunakan anggaran dari Desa.
Baca Juga: Kawasan Eks Galian C Gunaksa, Akan Dibangun Pusat Kebudayaan Bali
Perbekel Desa Duda Timur, Gede Pawana, menjelaskan, lahan yang beralih dari salak menjadi padi rata- rata di Banjar Wates Kaja, Pesangkan Anyar, dan Banjar Pesangkan.
"Dulu warga di Wates Kaja tanam pohon salak, sekarang beralih ke padi. Makanya kita lakukan secara beertahap. Tahun 2020, lahan yang beralih dari salak ke padi sekitar 2 hektar. Sedangkan tahun 2019 sekitar 4 hektar. Sekarang target 1 hektar lebih," kata Gde Pawana, Jumat 22 Januari 2021 siang.
Seperti Sonora Bali kutip dari Tribun Bali, Ditambahkan, luas wilayah di Desa Duda Timur skitar 964 hektar. Lahan pertanian, yang beralih dari salak ke padi, 24 hektar.
Baca Juga: PPKM Bali Diperpanjang sampai 8 Februari 2021, Pengawasan Protokol Kesehatan Tiga Kali Sehari
Lahan yang berpotensi beralih tanaman masih tersisa 6 hektar. Sisanya prmukiman & perkebunan salak. Seperti di Putung, Batu Gede, Juuk Legi, Pateh,serta Wates Kangin.
Peralihan tanaman salak menjadi padi di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena air.
Dikatan hamper 100% petani yang lahannya berdekatan dengan saluran air beralih tanam ke padi.
Baca Juga: Memasuki Tahap III Bali Akan Terima Vaksin Covid-19 Sebanyak 25.320 Vial
"Dulu ada sekitar 30 hektar lahan pertanian (sawah). Karena saluran irigasi rusak maka petani beralih ke salak. Sekarang karena salurn sudah diperbaiki, petani kembali ke padi. Sampai sekarang baru ada 24 hektar yang kembali ke padi, berarti sisanya masih 6 hektar," tambah Gede Pawana.
Selain faktor air, peralihan tanaman salak menjadi padi juga dikarenakan harga salak sering anjlok saat musimnya.
Saat musim panen harga salak sekitar Rp.1.000/Kilogramnya.
Sebagian petani mengambil langkah ini lantaran tanaman padi lebih menjanjikaan dibanding salak.
Selain itu karena lokasi lahan dekat dengan sumber air, sehingga petani pilih tanam padi.
Penghasilan padi setiap tahun mencapai belasan juta setiap kali penen. Sedangkan harga salak anjlok.
Baca Juga: Sebanyak 535 Nakes di Denpasar Bali Sudah Divaksin Covid-19