2. Otak melepaskan dopamin
Aktivitas seks menyebabkan otak melepaskan lebih banyak zat kimia saraf. Perubahan kimiawi inilah yang membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual.
Salah satu neurotransmitter itu adalah dopamin, yang dapat menciptakan perasaan ingin, memunculkan euforia, kepuasan, dan penghargaan.
Dopamin dilepaskan di bagian aktif yang sama yang muncul ketika seseorang mengonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.
Bagian otak tersebut adalah hipotalamus, yang juga mengatur rasa lapar, haus dan respons emosional lainnya, serta hal-hal seperti pengaturan suhu tubuh.
Baca Juga: 5 Penyebab Sulit Melakukan Penetrasi Pada Saat Malam Pertama
3. Otak melepaskan oksitosin
Oksitosin adalah hormon yang bertindak sebagai neurotransmitter di otak, yang meningkat seiring dengan membuncahnya gairah seksual dan orgasme.
Ada satu kesalahpahaman di mana kita menganggap oksitosin mendorong keterikatan antar-pasangan setelah mengalami orgasme.
Menurut pendiri perusahaan bioteknologi seksual Liberos LLC, Nicole Prause, PhD, tidak ada penelitian yang membuktikan itu pada perempuan.
Faktanya, hanya ada beberapa penelitian spekulatif bahwa perempuan mungkin lebih terhubung secara emosional setelah orgasme berkat oksitosin dan vasopresin.
Menurut Krellman, apa yang diketahui peneliti adalah bahwa oksitosin yang dilepaskan ketika bercinta dapat memberikan efek penghilang rasa sakit.
Inilah mungkin yang menjelaskan mengapa kesenangan dan rasa sakit seksual sering dikaitkan.
Baca Juga: Kurangi Penggunaan Produk Pembersih Vagina, Ahli : Dapat Merusak PH Miss V
4. Otak melepaskan vasopresin
Vasopresin dapat memicu kantuk. Namun, menurut Prause, perubahan vasopresin terjadi lebih signfikan pada laki-laki.
Inilah yang mungkin menjawab banyak pertanyaan, mengapa kebanyakan laki-laki akan tertidur setelah bercinta.