Sonora.ID - Otak adalah salah satu organ yang sangat memainkan peranan penting bagi kehidupan manusia. Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh tubuh akan mempengaruhi kinerja otak.
Sejumlah penelitian dan magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan ada banyak area terpencil di otak yang aktif sebelum, selama dan setelah seseorang mengalami orgasme.
Artinya saat seseorang akan, atau sedang melakukan aktivitas seksual maka beberapa hal akan terjadi pada otak mereka.
Berbagai hal yang dialami otak merupakan salah satu respon alami dari tubuh. Berikut beberapa hal yang terjadi pada otak ketika seseorang bercinta menurut para peneliti:
Baca Juga: Keluar Flek Coklat Padahal Sedang Tidak Haid, Ini Penyebabnya
1. Membantu Pemanasan
Menurut sejumlah penelitian, wilayah otak memiliki sistem limbik, yang bertanggung jawab atas dorongan fisik dan memproses emosi, aktif ketika seseorang berhubungan seks.
Namun, bagian lain dari korteks selebral, yang mengatur penalaran tinggi di pikiran seseorang, malah tidak aktif.
Melansir dari The Healthy via kompas.com jika hal ini terjadi maka dorongan seksual akan lebih banyak terpengaruhi karena emosi dan naluri dibandingkan pemikiran rasional.
"Akibatnya, tindakan seksual lebih didorong oleh naluri dan emosi ketimbang dengan pemikiran rasional," ungkap neuropsikolog dan asisten profesor neuropsikologi dari Columbia University, Jason Krellman, PhD, seperti dilansir The Healthy.
Baca Juga: Wanita Perlu Tau, Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Malam Pertama
2. Otak melepaskan dopamin
Aktivitas seks menyebabkan otak melepaskan lebih banyak zat kimia saraf. Perubahan kimiawi inilah yang membantu mengatur dan mempercepat aktivitas seksual.
Salah satu neurotransmitter itu adalah dopamin, yang dapat menciptakan perasaan ingin, memunculkan euforia, kepuasan, dan penghargaan.
Dopamin dilepaskan di bagian aktif yang sama yang muncul ketika seseorang mengonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.
Bagian otak tersebut adalah hipotalamus, yang juga mengatur rasa lapar, haus dan respons emosional lainnya, serta hal-hal seperti pengaturan suhu tubuh.
Baca Juga: 5 Penyebab Sulit Melakukan Penetrasi Pada Saat Malam Pertama
3. Otak melepaskan oksitosin
Oksitosin adalah hormon yang bertindak sebagai neurotransmitter di otak, yang meningkat seiring dengan membuncahnya gairah seksual dan orgasme.
Ada satu kesalahpahaman di mana kita menganggap oksitosin mendorong keterikatan antar-pasangan setelah mengalami orgasme.
Menurut pendiri perusahaan bioteknologi seksual Liberos LLC, Nicole Prause, PhD, tidak ada penelitian yang membuktikan itu pada perempuan.
Faktanya, hanya ada beberapa penelitian spekulatif bahwa perempuan mungkin lebih terhubung secara emosional setelah orgasme berkat oksitosin dan vasopresin.
Menurut Krellman, apa yang diketahui peneliti adalah bahwa oksitosin yang dilepaskan ketika bercinta dapat memberikan efek penghilang rasa sakit.
Inilah mungkin yang menjelaskan mengapa kesenangan dan rasa sakit seksual sering dikaitkan.
Baca Juga: Kurangi Penggunaan Produk Pembersih Vagina, Ahli : Dapat Merusak PH Miss V
4. Otak melepaskan vasopresin
Vasopresin dapat memicu kantuk. Namun, menurut Prause, perubahan vasopresin terjadi lebih signfikan pada laki-laki.
Inilah yang mungkin menjawab banyak pertanyaan, mengapa kebanyakan laki-laki akan tertidur setelah bercinta.
5. Otak melepaskan serotonin
Penelitian menunjukkan bahwa seks dapat meningkatkan suasana hati seseorang yang dalam kondisi sehat dan mungkin dapat memicu meningkatkan daya ingat.
Serotonin meningkat ketika seseorang berhubungan seks, kondisi itu dapat memunculkan perasaan bahagia dan damai setelahnya.
6. Otak melepaskan norepinefrin
Menurut ahli saraf dari California, Clifford Segil, DO, norepinefrin dapat meningkatkan gairah, perhatian dan energi, dengan mengaktifkan sistem saraf simpatis di otak.
"Norepinefrin dilepaskan untuk meningkatkan detak jantung dan membuat kita terjaga," ucapnya.
Baca Juga: 5 Fantasi Seksual Paling Diminati Wanita Yang Jarang Diketahui Pria
7. Merasa sedih
Meski tidak semua orang akan merasakan hal ini, namun pada beberapa kasus setelah bercinta seseorang akan merasa kalut.
Hal ini disebabkan lantaran otak akan melepaskan prolaktin neurokimia dan menurunkan dopamin. Perubahan yang terjadi setelah bercinta ini mungkin bisa menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami dysphoria atau perasaan sedih setelah berhubungan seks.
Namun, perasaan sedih ini berbeda dari perasaan sedih karena penyesalan atau kesepian. Pada akhirnya, semua perubahan kimiawi di otak ketika seseorang berhubuhngan seks tidak hanya menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan, tetapi juga memiliki nilai evolusi.
“ Seks sangat penting untuk kelangsungan hidup kita sebagai spesies. Jadi, masuk akal jika tindakan itu bermanfaat, menyenangkan dan membuat kita jauh dari ketidaknyamanan fisik yang mungkin mengganggu sesi bercinta," kata Krellman.
Baca Juga: Bukan Pagi atau Malam Hari, Ternyata Ini Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Seksual