Sonora.ID – Disaat dunia masih disibukkan oleh pandemi Covid-19, para Ilmuwan kini bekerja keras untuk memastikan agar virus Nipah tak menjadi pandemi selanjutnya.
Diketahui tingkat kematian untuk virus Nipah ini mencapai 75 persen dan belum ada vaksinnya.
Pada Januari 2020 lalu, seorang pemburu virus ternama, Supaporn Wacharapluesadee menjadi salah satu peneliti yang ditunjuk pemerintah Thailand untuk menganalisis sampel dari penumpang pesawat yang baru tiba dari Wuhan.
Baca Juga: Selain Virus Corona, Kelelawar Bawa 137 Virus Penyakit yang Berbahaya
Ia dan timnya berhasil mendeteksi kasus pertama Covid-19 di luar China. Saat ini, Wacharapluesadee memantau ancaman yang berpotensi menjadi pandemi berikutnya.
Ia memimpin Thai Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre, lembaga penelitian yang meneliti penyakit-penyakit infeksi baru (emerging), di Bangkok.
Ia menjadi bagian dari Predict, ikhtiar global untuk mendeteksi dan menghentikan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Disebut Biang dari Virus Corona, Ini 4 Manfaat Daging Kelelawar untuk Tubuh
Wacharapluesadee dan para koleganya telah meneliti ribuan sampel kelelawar dan menemukan banyak virus baru.
Salah satunya adalah virus Nipah. Virus ini dibawa oleh kelelawar buah, yang merupakan inang alaminya.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena belum ada obatnya dan tingkat kematian yang disebabkan virus ini tinggi," kata Wacharapluesadee.