Dengan demikian, lanjutnya, penggunaan dompet digital, e-money dan mobile banking akan semakin masif. Bahkan fenomena digitalilasi, kata dia, turut berpengaruh pada dunia perbankan. Kantor cabang yang bertebaran tidak lagi menjadi selling point, malah menjadi beban operasional.
Meskipun begitu, kehadiran kantor fisik tetap akan dibutuhkan untuk mengakomodasi transaksi yang lebih kompleks. Ke depan, model operasional bank akan semakin omnichannel dan less silloed. Kantor cabang bank lebih difungsikan untuk layanan konsultatif demgan energi utamanya adalah digital.
"Kantor cabang jadi lifestyle center, community space, experince store bahkan cafe bagi nasabahnya," ujar Yuswohady.
Hal senada disampaikan Kepala OJK Regional 6 Sulampua Muhammad Nurdin Subandi. Ia menuturkan, pergeseran budaya masyarakat yang mulai beralih ke digital berpengaruh pada meningkatnya inklusi keuangan.
Baca Juga: Pembatasan Kegiatan Malam Diperpanjang, Tempat Usaha Buka hingga Jam 22.00
Pihaknya mencatat, target inklusi keuangan di 2019 sebesar 75 persen berhasil terlampau. Melihat kondisi itu, Presiden Joko Widodo menaikkan target inklusi Indonesia menjadi di atas 95 persen pada 2024 mendatang.
"Tidak dapat dipungkiri, pandemi covid turut serta mendorong akselerasi digitalisasi sektor keuangan," sebutnya.
Sebagai tindak lanjut, OJK menetapkan tema prioritas dalam program literasi dan inklusi tahun ini yaitu mewujudkan masyarakat yang lebih cerdas dan inklusif dalam era keuangan digital.
Deputi Direktur Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Sulampua, Ahma Murad menambahkan, per Januari 2019 lalu, pertumbuhan digitalisasi di dunia meningkat jauh lebih besar dari total populasi yang hanya naik 1,1 persen (YoY). Peningkatan mobile social media users, internet users, active social media users, dan unique mobile users berturut-turut mencapai 10%, 9,1%, 9%, dan 2%.
Baca Juga: Tingkatkan Transaksi Digital, ini Rencana Bank Mandiri Cabang Palembang