Banjarbaru, Sonora.ID – Bencana banjir yang melanda 11 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan sejak awal tahun saat ini mulai berangsur surut. Namun kini timbul permasalahan baru, yaitu tumpukan sampah yang memenuhi seluruh Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Saking banyaknya, sampah bahkan meluber hingga ke jalanan dan mengganggu warga yang melintas.
Jika dalam kondisi normal, sampah yang dibuang ke TPS adalah sampah domestik atau sampah rumah tangga, maka pasca banjir jenis sampah makin beragam. Sebut saja perkakas rumah tangga berbahan kayu yang hancur karena terlalu lama terendam air, seperti lemari, sofa hingga kasur.
Jika tidak diatasi dengan cepat, maka hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan baru, yaitu yang berkaitan dengan kesehatan dan keindahan kota.
Baca Juga: Bantuan Korban Banjir Terus Berdatangan, Pemko Banjarmasin Selektif Menyalurkan
"Masalah krusial dan cukup berat dihadapi pascabencana adalah sampah. Data yang masuk dari daerah bencana, timbunan sampah pascabencana mencapai belasan ribu ton," tutur Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana kepada Smart FM, pada Jumat (29/1) siang.
Sampah yang dimaksud bukan hanya sampah rumah tangga yang tidak tertangani, tetapi juga sampah di lokasi pengungsian, sampah material banjir bandang berupa kayu, bangunan yang hancur dan lainnya.
"Selama bencana banjir yang berlangsung hingga dua pekan praktis penanganan sampah oleh petugas di daerah bencana ikut terhenti sehingga menumpuk," ujarnya.
Baca Juga: Banjir Jember, Arumi Serahkan Bantuan kepada Masyarakat Terdampak
Dikatakan Hanifah, tumpukan sampah ini perlu segera ditangani agar aktivitas masyarakat kembali pulih dan mengantisipasi munculnya penyebaran penyakit dari tumpukan sampah yang membusuk. Dinas LH Kalsel, dalam dua hari terakhir, telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk menyelesaikan masalah tumpukan sampah ini.
“Jika ditangani dengan cepat bisa menimbulkan penyakit,” jelas Hanifah.
Sedikitnya 200 orang relawan ditambah alat berat dan truk pengangkut sampah, lanjut Hanifah, diturunkan untuk penanganan sampah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang merupakan daerah terparah terdampak bencana banjir dan longsor. Sedangkan di Kabupaten Banjar dan Barito Kuala, sampah belum tertangani maksimal karena banjir masih melanda wilayah tersebut.
“Kami bantu penanganan sampah di daerah berupa tenaga dan alat berat,” imbuhnya.
Baca Juga: Partai Gelora Indonesia Kalsel Kembali Salurkan Bantuan Korban Banjir
Jumlah timbunan sampah pasca bencana banjir di Kalsel diperkirakan mencapai belasan ribu ton.
"Khusus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang mengalami bencana terparah, volume sampah mencapai 10 ribu ton. Sejauh ini baru terangkut 2.000 ton," tambahnya.
Pada saat normal, volume sampah per hari yang dihasilkan 13 kabupaten/kota sebanyak 2.100 ton dengan Kota Banjarmasin menjadi penyumbang terbanyak 500 ton dan Kabupaten Banjar 385 ton.
“Ada peningkatan volume sampah rata-rata 25% dan beberapa wilayah belum bisa ditangani karena masih dilanda banjir. Penumpukan sampah ini tidak termasuk sampah yang dibuang ke sungai oleh masyarakat,” pungkasnya.