Banjarbaru, Sonora.ID – Sempat diperkirakan akan mengalami inflasi yang cukup tinggi akibat banjir yang melanda 11 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan sejak pertengahan bulan lalu, faktanya justru sebaliknya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, deflasi di provinsi ini pada Januari 2021 sebesar 0,17 persen yang merupakan akumulasi dari tiga kota indikator Indeks Harga Konsumen (IHK). Yakni Kota Banjarmasin, Tanjung dan Kotabaru.
“Cukup mengagetkan memang, padahal Kalsel ada musibah banjir namun statusnya deflasi secara keseluruhan,” ungkap Kepala BPS Kalimantan Selatan, Mochammad Edy Mahmud, dalam rilis resminya melalui siaran langsung, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: LSM KAKI Kalsel Bantah Dukung Class Action Terkait Penyebab Banjir
Hal ini menurutnya menunjukan indikasi baik, yang tentunya juga akan terus dipantau ke depannya.
Ia menambahkan, kondisi itu salah satunya juga dipengaruhi oleh komoditas transportasi yang alami deflasi yang cukup dalam.
Diuraikan Edy, dari segi kelompok, hampir semuanya memang mengalami inflasi. Sedangkan deflasi hanya terjadi di kelompok transportasi sebesar -3,95.
Baca Juga: Penurunan Daya Beli, Kalsel Deflasi 0,3 Persen Selama September 2020
“Kelompok lainnya justru inflasi dan kelompok stagnan adalah kelompok pendidikan,” tuturnya lagi.
Untuk perhitungan di tiap kota indikator, Edy juga menguraikan kondisi di masing-masing daerah, yakni untuk Kotabaru dan Tanjung masing-masing mengalami inflasi 0,25 persen dan 0,03 persen.
Sementara untuk Banjarmasin mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.
Baca Juga: Harga Komoditas Ikan Gabus Turun, Kalsel Alami Deflasi di Bulan Juli
Dari kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga, terjadi di kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,77 persen, juga di kelompok kesehatan dan perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 0,69 persen.
Sedangkan untuk kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,43 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,37, serta empat kelompok lainnya.
Ditambahkannya, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Kalimantan Selatan, antara lain angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras dan ikan papuyu.
Baca Juga: Caretaker Bakal Isi Pucuk Pimpinan Pemko Banjarmasin
Namun untuk komoditas yang mendorong terjadinya inflasi, adalah nasi dengan lauk 0,05 persen dan tempe sebesar 0,04 persen.
“Tempe ini seingat saya ada masalah karena kedelai. Cabai rawit juga demikian karena harganya sampai Rp 120 ribu per kilogram,” pungkasnya.
Baca Juga: LSM KAKI Kalsel Bantah Dukung Class Action Terkait Penyebab Banjir