Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Diyah Anur Yani, pada kesempatan itu memaparkan apa saja yang masih menjadi kendala dalam penanganan banjir maupun pascabanjir.
Salah satunya keterbatasan Dapur Umum (DU), tangki air bersih dan perahu karet.
“Kami hanya punya satu perahu karet, untungnya banyak relawan dari dalam maupun luar Kalimantan Selatan yang sigap membantu dari hari pertama hingga saat ini,” ujar Diyah.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan, M. Syaripuddin atau yang akrab disapa Bang Dhin, mengatakan bahwa bencana adalah tanggung jawab bersama, baik unsur pemerintah maupun legislatif dan kalangan lainnya.
Koordinasi yang baik antar pemangku kebijakan terkait kebencanaan diakuinya harus terus terjalin, terutama dengan mengutamakan kepentingan masyarakat yang menjadi korban bencana alam.
“Agar proses penanganan ke depan bisa lebih baik lagi,” pungkasnya.
Hampir satu bulan pasca bencana banjir melanda sebagian besar wilayah di Kalimantan Selatan, namun kondisi belum sepenuhnya pulih.
Masih ada beberapa titik yang masih tergenang dan cukup tinggi airnya, bahkan kembali meningkat pascahujan deras melanda.
Seperti yang terjadi di Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Banjar, yang cenderung fluktuatif ketinggian airnya yang turut dipengaruhi kondisi pasang surut air sungai.