Khusus di SulSel, tingginya jumlah investor milenial didukung hadirnya galeri investasi Bursa Efek Indonesia yang tersebar di kampus-kampus hingga kafe. Pihaknya mencatat, kontribusi transaksi galeri investasi di SulSel tahun 2019 lalu mencapai Rp163 miliar lebih. Sedangkan di 2020, naik Rp389 miliar terhadap transaksi nasional.
"Naik hampir 100 persen. Rata-rata investor di galeri investasi berasal dari mahasiswa yang tergabung dalam kelompok studi pasar modal,"bebernya.
Fahmin menuturkan, perkembangan pasar modal di SulSel pada periode 2018 hingga 2020 terjadi peningkatan investor maupun transaksi yang cukup baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, investor baru di SulSel setiap tahunnya hanya bertambah di kisaran 1000 - 2000.
Baca Juga: BI Sulsel Bekali Mahasiswa Makassar Cara Peroleh Beasiswa
"Kenaikan mulai terlihat pada 2018 yakni rerata mencapai 4000 investor. Kemudian sepanjang 2020, jumlah investor baru di Sulsel naik dua kali lipat menjadi 11 ribuan," ujarnya.
Sementara untuk nilai transaksinya, pada periode 2018 dan 2019 rerata mencapai Rp600 miliar. Di 2020, nilai traksaksi berada di atas Rp1 triliun per bulan. Bahkan Januari 2021, transaksi investor di SulSel menembus angka Rp6,6 triliun.
"Persebaran investor masih lebih banyak terkonsentrasi di Makassar berjumlah 19 ribuan. Disusul Kabupaten Gowa yang merupakan daerah terdekat. Kami berharap populasi investor bisa menyebar merata di kabupaten kota lainnya. Adapun kelompok usia, 60 persen didominiasi oleh 30 tahun ke bawah. Usia 18-25 tahun jumlahnya 11, 785 investor, sedangkan 26 - 30 tahun 7.284 investor," rincinya.
Lebih jauh, Fahmin menambahkan, kebangkitan investor ini harus dibarengi dengan peningkatan literasi yang bagus. Sebab pada akhirnya yang akan mempertahankan keberlangsungan pasar modal adalah adanya investor berkualitas di dalamnya. Untuk diketahui, berdasarkan data OJK, tingkat literasi pasar modal pada 2019 berada di angka 4, 92 persen dan inklusinya hanya 1,55 persen.