Namun di sisi lain, kata Fahmin, tingginya tingkat literasi tersebut dapat diartikan bahwa investor yang ada di pasar modal sudah paham instrumen investasi yang mereka miliki.
Berkenan dengan hal itu, Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Moh Nurdin Subandi menyampaikan, pihaknya berupaya untuk terus mendorong pertumbuhan sektor pasar modal dengan memperkenalkan beragam produk dan layanan kepada masyarakat luas.
"Itu bertujuan menghilangkan stigma pasar modal itu mahal utamanya bagi milenial," kata Nurdin.
Dari data yang dirilis periskop OJK per desember 2020, SID di Sulsel meningkat sebesar 190,43 year on year (YOY). Nilai transaksi juga naik 482,11 persen YOY.
Nurdin Subandi bilang, pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi di sektor pasar modal di tahun 2020 meningkat cukup besar. Olehnya itu, lanjutnya, masyarakat perlu diberi edukasi untuk tidak terjerumus dalam penawaran investasi ilegal yang mengatasnamakan investasi pasar modal.
Baca Juga: Sepanjang 2021, BEI Optimis IHSG Akan Menuju Level 6.800
Hal sama diungkapkan Ryan Filbert Wijaya selaku Praktisi dan Inspirator Investasi Indonesia. Ia menegaskan, investasi baik jangka pendek maupun panjang punya resiko yang sama besarnya.
"Tidak ada strategi yang buruk, yang buruk adalah tidak punya strategi. Tidak ada strategi buruk, yang buruk adalah tidak memahami dengan baik strategi yang digunakan," ujar Ryan juga penulis buku Investasi Best Seller di Indonesia.
Untuk itu, beberapa strategi perlu diperhatikan dalam menjalankan investasi baik dan benar, utamanya di saham. Menurut Ryaan, beberapa cara yang terbukti menguntungkan, antara lain membeli saham saham yang melantai pertama kali di Bursa atau disebut juga Initial Public Offering (IPO) Hunter.
"Strategi selanjutnya adalah momentum trading yakni membeli sebelum take off dan menjual ketika mau landing," jelasnya.
Berikutnya, Growth Stock Investor yaitu membeli saham yang memang sudah terbukti menguntungkan selama bertahun-tahun. Hal itu ditandai dengan kinerja brand yang bagus serta perusahaan jelas. Kemudian, Undervalued Stock Investor atau membeli saham yang harganya salah atau lebih rendah daripada nilai sebenarnya.