Ciu merupakan minuman beralkohol yang banyak beredar di Jawa Tengah. Ada dua jenis yaitu ciu Bekonang yang berasal dari Sukoharjo dan ciu Banyumas. Sejarah ciu bisa ditelusuri lagi sejak zaman kolonial Belanda saat ada miras dengan label Batavia Arrack van Oosten.
Kala itu Batavia Arrack van Oosten memproduksi miras dengan bahan baku yang banyak ditemui di wilayah Nusantara seperti beras yang difermentasi, tetes tebu dan kelapa.
Masyarakat tradisional Banyumas sanggup membuat racikan miras menggunakan bahan baku ketela pohon. Bahkan sampai saat ini pembuatan ciu di daerah Banyumasan masih tergolong sangat tradisional dan sebenarnya tidak mengandung campuran dari bahan kimia buatan lainnya.
Baca Juga: 5 Minuman Yang Bisa Bantu Pikiran Menjadi Lebih Fokus
Sedangkan ciu Bekonang berkembang sejak 1950-an di Mojolaban, Sukoharjo. Ciu Bekonang adalah sejenis minuman keras tradisional yang dibuat dari tetes tebu dengan cara disuling. Ciu merupakan produk dari proses pertama dalam pembuatan alkohol. Saking melegendanya ciu di daerah ini ada jalan yang diberi nama Jalan Ciu.
Jika kebetulan berkunjung ke Papua dan mendapatkan suguhan minuman Swansrai, maka kamu boleh berbangga hati. Sebab minuman ini konon hanya disajikan warga setempat untuk menghormati tamu yang dianggap penting. Penyajiannya pun unik karena menggunakan wadah dari tempurung kelapa.
Minuman yang dihasilkan dari fermentasi air pohon kelapa yang sudah tua. Layaknya tuak dan arak, swansrai memiliki kadar alkohol lumayan tinggi, yakni berkisar 20-30 persen.
Tana Toraja memiliki beragam kekayaan budaya menarik untuk diselami. Salah satunya adalah minuman tradisional bernama Ballo. Minuman ini sering disajikan masyarakat Toraja ketika sedang mengadakan pertemuan atau menggelar ritual keagamaan.
Ballo terbuat dari getah pohon lontar dan termasuk salah satu minuman khas Sulawesi Selatan yang unik karena sering disajikan dalam gelas bambu. Jenisnya ada dua, varian pertama memiliki rasa manis dan ringan dengan kandungan alkohol sekitar 10 persen, sementara varian kedua lebih keras dan asam.
Baca Juga: 6 Minuman Sehat yang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan
Minuman fermentasi asli indonesia ini sebenarnya penting untuk terus dilestarikan. Selain karena merupakan salah satu budaya asli orang-orang di daerah, produksinya juga dapat mendukung ekonomi terutama lewat sektor pariwisata. Dengan membuat regulasi yang jelas pemerintah dapat mendukung produksi minuman tersebut tanpa harus di salah gunakan.