Gubernur juga berpesan agar sinergitas dan kolaborasi terus ditingkatkan antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dirinya menyebut bahwa dari 218 proyek strategis dari Program Strategis Nasional yang dituangkan dalam Perpres 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur, 77 diantaranya ada di kawasan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) dan sebagian besar berada di kota Surabaya.
"Oleh karena itu, ini yang juga kami pesankan supaya ada sinergitas pasca pandemi covid ini, jadi sekarang sesungguhnya preconditioning nya sudah bisa dilakukan karena provincial office dari PSN tersebut ada di Bappeda Provinsi Jawa Timur," pesannya.
Baca Juga: Terapkan Prokes Ketat, Kepala Daerah Terpilih Akan Dilantik Gubernur Jatim Secara Hybrid
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga menginisiasi terbentuknya sister city antara Kota Surabaya dan Kabupaten Sampang. Menurut Gubernur perempuan pertama di Jatim ini, hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ketimpangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 82,23 di atas rata-rata Provinsi sebesar 71,71 atau berada pada kategori sangat tinggi.
Capaian IPM Kota Surabaya yang tertinggi di Jawa Timur. Sedangkan IPM Kabupaten Sampang dengan angka 62,16, terendah di Jawa Timur.
"Saya ingin mengajak semacam Sister City, ada SDM-SDM dari Surabaya yang akan mensupport percepatan penguatan IPM di Sampang,"tuturnya.
Namun di sisi lain, Gubernur Khofifah mengharapkan ada upaya percepatan dan intervensi detail yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya terkait Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa salah satu PR dari Pemerintah Kota Surabaya adalah menurunkan AKI dan AKB di Kota Surabaya yang masih tinggi karena berada di posisi 5 besar.