Saat itu mereka menyuarakan hak mereka tentang peningkatan standar upah dan juga pemangkasan jam kerja di kala dunia sedang bergejolak dengan industrialisasi.
Penindasan dan ketimpangan perempuan memacu mereka untuk lebih vokal dan aktif dalam mengkampanyekan perubahan.
Pada tahun 1910, Pemimpin 'kantor perempuan', Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional yang menyarankan tiap negara untuk merayakannya selama satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan.
Baca Juga: Aksi Turun ke Jalan di Hari Perempuan Internasional 2021, Ini 7 Tuntutan yang Disampaikan Pendemo
Kemudian gagasan Zetkin itu disetujui oleh Konferensi perempuan yang tersebar di 17 negara dan beranggotakan sekitar 100 perempuan.
Pada 19 Maret 1911 akhirnya disepakati sebagai perayaan pertama dari Hari Perempuan Internasional di Austria, Jerman, Denmark, dan juga Swiss.
Namun kurang dari seminggu kemudian pada tanggal 25 Maret, terjadi peristiwa tragis di New York City merenggut nyawa lebih dari 140 wanita pekerja yang disebut 'Triangle Fire'.
Kebanyakan dari mereka adalah imigran Italia dan Yahudi.