Sebut saja, Klawing asal Purbalingga yang tetap dengan pesonanya, juga batuan dari Garut yang tetap stabil dan memiliki pecinta setianya.
Berjalannya waktu, booming batuan pun mulai meredup. Setidaknya ada beberapa penyebab booming ini mulai meredup, diantaranya banyaknya pedagang dadakan yang mencoba peruntungan dari bisnis ini.
Pedagang bertambah banyak sedangkan pembeli tetap, bahkan sedikit berkurang karena tak sedikit yang tadinya pembeli atau pecinta batuan ini, ikut berjualan.
Selain itu mungkin, ada kejenuhan dan perekonomian kurang mendukung booming batuan ini untuk bertahan lebih lama.
Baca Juga: Webinar OJK Regional VI Sulampua: Cerdas Berinvestasi Waspada Penipuan Berkedok Investasi
Kontes batu yang biasanya sebulan bisa 1-2 kali digelar semakin jarang dilangsungkan, bahkan hingga dalam 1 tahun hanya 1 kali saja digelar kontes berskla nasional yang nisa digelar.
“Untuk mengangkat kembali potensi batuan yang ada di Indonesia, dibutuhkan kontes.” Ujar Ivan Stevan, pecinta batuan Indonesia yang kami temui di Jakarta Gems Center Rawa Bening, Jakarta.
Ivan menilai, jarangnya kontes yang digelar beberapa tahun terakhir ini membuat pecinta batuan, khususnya batu gambar, kurang produkstif dalam menghasilkan batu gambar yang terbaik. Andaikan ada pun, pemasarannya juga kurang maksimal.
Keresahan ini pun direspon oleh beberapa pecinta batuan juga yang akan menggelar Kontes Batu Mulia Nusantara. Kontes yang bertajuk Brotherhood Gems Competition ini akan digelar di Beksi Junction 11-14 Maret 2021.