Selama Pandemi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) Meningkat

10 Maret 2021 22:07 WIB
Selama Pandemi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) Meningkat
Selama Pandemi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) Meningkat ( )

Palembang, Sonora.ID - Direktur Woman Crisis Center (WCC) Palembang dalam acara The Voice Of People (10/03/2021) mengatakan bahwa selama pandemik kekerasan berbasis gender online (KBGO) meningkat, hal ini karena setiap orang menggunakan gadged terutama para pelajar.

“Setelah belajar online, mereka berselancar di dunia maya, ini peluang terjadi kekerasan. Berkenalan didunia maya, muncul rayuan diajak ketemuan dihotel. Harus diedukasi, Ketika ada permintaan yang tidak masuk akal, tidak usah dilayani. Strategi pelaku adalah membangun hubungan secara virtual secara berbulan – bulan, setelah korban sayang dan cinta, maka mulai menjadi korban,"

"Meminta foto setengah bugil, akhirnya pelaku memiliki dokumentasi, dijadikan alat untuk memeras. Penting adalah edukasi dalam keluarga, harus melihat aktifitas anaknya, jangan merasa aman ketika melihat anak didalam kamar saja, dicek, bila perlu berteman dengan anak di medsos, sehingga tahu siapa saja kawannya,” ujarnya.

Ia menambahkan kekerasan seksual tidak hanya berupa pemaksaan hubungan seksual, tapi juga bisa berupa pelecehan dan juga penggunaan kata kata body shaming. Kekerasan seksual juga bisa menimbulkan trauma yang berulang.

Baca Juga: Rizal Effendi Sebut Seorang Warga Balikpapan Telah Terpapar Virus B117 dari Inggris

Keluarga harus menjadi pendengar yang baik ketika salah satu anggota keluarga ada yang menjadi korban kekerasan.

Dukungan keluarga sangat penting karena akan membuat keadaan lebih cepat pulih. Memberikan kepercayaan serta dukungan Tindakan akan membuat korban kekerasan menjadi lega.

Mencari pertolongan yang bisa membantu menyelesaikan seperti mengadu ke Lembaga Perlindungan perempuan atau kepolisian.

Baca Juga: Dampak Pandemi, Penerimaan Pajak Penerangan Jalan PLN Sempat Turun

“Bila mengalami luka, bawa ke dokter, sembuhkan dulu lukanya dan difoto, suatu saat bisa jadi bukti. Rekam medis juga harus disimpan, bila melapor bisa menjadi petunjuk,” ujarnya.

Fakta menunjukkan bahwa orang terdekat banyak menjadi pelaku kekerasan. Orang yang dikenal baik oleh korban seperti orang tua kandung, paman, orang yang dikenal seperti tukang ojek, guru, dosen, tetangga sekitar  kerap menjadi pelaku kekerasan.

Ia menyarankan agar korban kekerasan jangan takut melapor, memerlukan edukasi agar korban bisa mengatakan tidak ketika melihat sesuatu yang membahayakan.

Anggota keluarga yang lain juga harus peduli dengan sesama anggota. Bila ada perubahan prilaku anggota keluarga segera mencari tahu penyebabnya.

“Bila biasanya ceria, tiba – tiba murung, pendiam, cari tahu penyebabnya. Ajak ngobrol ketika ada anggota keluarga yang ada perubahan,” pukasnya.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda dan Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental pada Anak saat Sekolah di Rumah

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm