Pengalaman masa lalu inilah yang kemudian membentuk keraguan pada saat ingin melangkah, karena takut masa lalu yang tidak menyenangkan tersebut terulang kembali.
“Nah, itu kata kuncinya, PERNAH. Pernah berarti masa lalu. Jadi sebenarnya kalau kita menghadapi masa depan, itu kan masih 0 (nol) belum terjadi apa-apa. Anehnya, ragu itu menyangkut masa lalu. Hal yang pernah kita alami, derita, jatuh, dikecewakan, ditolak, itu kan yang membuat kita ragu,” sambungnya menjelaskan.
Hing memberikan contoh, seorang anak kecil yang belum memiliki pengalaman apapun, cenderung akan lebih yakin melangkah dan mencoba berbagai hal dalam hidupnya.
Baca Juga: Hing: Waktu Istirahat Justru Timbulkan Pikiran Negatif? Lakukan Hal Ini
Mengapa?
Karena sang anak kecil tersebut belum memiliki pengalaman atau masa lalu yang membentuk keraguan dalam dirinya.
“Waktu kita masih kecil kita ragunya apa? Kita nyobain apa saja. Setelah kita melalui berbagai pengalaman, berbagai kejatuhan, akhirnya apa yang terjadi sama kita? Mulai kita belajar ragu,” tegas Hing.
Keraguan ini juga mungkin terjadi bukan dari pengalaman sendiri, tetapi juga dari pengalaman orang lain yang kita dengar atau kita lihat sendiri.
Baca Juga: Hidup ‘At the Moment’ Lebih Baik daripada Terikat dengan Masa Depan?