"Kita hanya menyampaikan terhadap anak jalanan dan pengamen bahwa apabila mencari rezeki, tetapi jangan mengganggu orang, itu tidak dianjurkan dan diizinkan," ujarnya.
Ia mengaku juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan penertiban terhadap anak jalanan maupun pengamen yang kerap bermasalah.
"Kami sampai saat ini masih diarahkan untuk pembinaan saja. Kedepannya kami akan koordinasikan ke Dinas Sosial dan dinas pemberdayaan perempuan dan anak untuk kegiatan ini," pungkasnya.
Baca Juga: Marak Pengemis dan Anjal Saat Pandemi, Dinsos Makassar Garap Program ini
Sementara itu, salah seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, sering diminta secara paksa oleh anjal disaat berjualan.
"Biasanya minta-minta secara paksa. Kalau tidak diberi dia bertahan, membuat pembeli saya tidak enak," tuturnya.
Senada dengannya, Pedagang Es Nyiur yang biasa berdagang di kawasan Pasar Sudimampir juga mengatakan, kadang yang mengganggu bukan hanya anak jalanan, bahkan badut-badut menurutnya juga meresahkan.
"Bikin ribut speaker yang dibawa badut jalanan. Kalau anjal tidak dikasih bertahan," tutupnya.
Baca Juga: Fenomena Anjal di Palembang, Timbulkan Keresahan di Masyarakat?