Sonora.ID - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti terlohat kecewa dengan keputusan pemerintah melakukan impor beras saat petani lokal panen raya.
Melalui akun twitternya, Susi mengekspresikan kekesalannya terhadap keputusan pemerintah. Bahkan dirinya terlihat membubuhkan emoji menangis untuk mengambarkan hati yang tersakiti, dan merasa terlukai lantaran putusan tersebut.
Menurut, Susi tindakan tersebut justru menyakiti hati petani lokal dan membuat keadaan menjadi makin "lesu".
"(wajah menangis kencang) Pemerintah canangkan impor beras di tengah panen raya, petani: 'itu menyakitkan'," tulis Susi Pudjiastuti di lama sosial media twitternya.
Baca Juga: Dituding Melawan Presiden Jokowi, Begini Tanggapan Susi Pudjiastuti
Susi juga mengunakan emoji menganga kebingungan kala menanggapi alasan pemerintah yang menyatakan impor beras dilakukan demi melawan mafia beras.
Disisi lain, menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, impor beras dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.
Meski telah mendapatkan berbagai alasan dan juga penjelasan mengapa impor beras di lakukan, namun menurut Susi hal ini tak tepat dilakukan terutama saat petani lokal tengah panen raya.
Baca Juga: Deretan Protes Susi Pudjiastuti Soal Ekspor Benih Lobster
Tak ingin makin banyak hati petani yang terluka, Susi membuat permintaan terbuka yang ditujukan kepada Presiden Indonesia Jokowi, Menteri Perdagangan dan juga Kementerian Pertanian di Indonesia.
"Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yg panen, panen juga berlimpah. Mohon berikan dukungan kpd Pak Kabulog untk tidak melakukan impor. Juga melarang yg lain. @jokowi @KemenBUMN @kementan @Kemendag," tulis Susi seperti di kutip SonoraID dari akun twitternya.
Untuk diketahui, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berniat untuk melakukan impor beras sebesar 1 juta ton.
Luthfi berargumen bahwa impor beras ini sengaja dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.
"(Impor) ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3/2021).
Lutfi mengakui, berdasarkan data BPS, produksi beras nasional alami kenaikan tipis 0,07 persen menjadi mencapai 31,63 juta di 2020.
Kenaikan produksi pun diperkirakan berlanjut di 2021. Potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan produksi pada periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.
Baca Juga: Belakangan Ini Susi Pudjiastuti Kerap Disebut Kadrun di Medsos, Ada Apa?