“Jadi dari proses sorting ini kita bisa mendapatkan suplai kompos yang jumlahnya signifikan. Kita bisa membayangkan terdekat saja dari Kota Malang seperti Kab. Malang dan Kota Batu, mereka bisa terbantu adanya kompos ini dan semakin meningkatkan produk pertanian organik. Pertanian dengan pupuk organik ini sangat sehat , nilai jualnya lebih tinggi dan tentunya memberikan nilai tambah bagi petani,” kata Khofifah.
Gubernur mengatakan, selain di Kota Malang, format TPA seperti ini juga disiapkan Kementerian PUPR di Kab. Sidoarjo. Sehingga, format sorting dan composing yang menghasilkan kompos dan pupuk organik ini dapat memberikan manfaat yang cukup signifikan terutama bagi sektor pertanian di wilayah sekitarnya.
Baca Juga: Mutasi Virus Corona B117, Gubernur Khofifah Minta Masyarakat Jatim Tetap Tenang dan Waspada
“Bagaimana proses yang kita harapkan ini juga bisa memberikan nilai tambah yang rencananya dua tahun yang akan datang ini bisa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), dimana proses ini sudah dimulai dengan menyiapkan landfill-nya,” ujar Khofifah.
Namun, lanjut Gubernur, yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, yang terpenting lagi perlunya edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah yang akan dibuang, seperti memisahkan sampah plastik , kaca , kertas, dan sampah basah yang bisa terurai.
Baca Juga: Satu Tahun Covid-19, Gubernur Jatim Klaim Capaian Vaksinasi Tertinggi