Sonora.ID - Diabetes adalah kondisi ketika kandungan gula dalam darah berlebihan yang bisa diketahui hanya dengan melakukan tes darah di lab.
Sering kali dikaitkan dengan diabetes, banyak masyarakat yang menganggap bahwa kencing manis adalah nama lain dari diabetes dengn kondisi yang sama persis.
Sebenarnya apakah teori tersebut benar? Dr. Herry Nursetiyanto dari Mayapada Hospital menjelaskan dalam program Sonora Talkshow di Radio Sonora FM.
Baca Juga: 9 Gejala Umum Kencing Manis yang Sering Diabaikan Penderitanya
Pihaknya menyatakan bahwa kencing manis adalah kondisi ditemukannya kandungan gula dalam cairan urine yang biasanya membuat kecing tersebut dikerubungi oleh semut.
“Sebenarnya muncul karena memang dalam urine itu ditemukan kadar gula yang harusnya tidak ada. Ditemukan di urine dan cukup terdeteksi, bahkan kalau di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan, pasien itu bilang kalau buang air kecil dirubungi semut,” ungkap dr. Herry menjelaskan.
Ketika dites memang di dalam urine tersebut terdapat gula darahnya, kondisi inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan kencing manis.
Baca Juga: 8 Gejala Awal Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Kenali Sejak Dini!
Meski demikian, dr. Herry menyebutkan bahwa orang yang mengalami kencing manis belum tentu mengalami diabetes dalam kadar yang berat.
“Mengenai berat atau ringannya sih, enggak ada hubungannya. Pokoknya kalau sudah ada gula darah di dalam urine, artinya kadar gula darahnya meningkat di atas normal, gitu saja,” sambungnya memaparkan.
Kondisi kencing manis ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan seseorang mengalami diabetes, karena yang harus menjadi patokan adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan dilaboratorium atau yang diambil dari jari yang bisa dilakukan di rumah.
Baca Juga: Diabetes Menurun pada Anak? Dokter: yang Lebih Berpengaruh adalah…
Sebelumnya, dr. Herry menjelaskan secara sederhana bahwa diabetes ini adalah sebuah penyakit atau kelompok gejala yang muncul karena adanya peningkatan kadar gula yang di atas normal.
“Jadi ada gejala yang muncul akibat gula darah yang tinggi, sebabnya karena produksi insulin dari pankreas jumlahnya sedikit atau bahkan tidak ada, dan kerjanya juga kurang baik,” papar dr. Herry.
Pihaknya juga menjelaskan, salah satu tandanya adalah gula darah yang di atas 200 yang menetap hampir sepanjang waktu, sehingga menimbulkan komplikasi dalam jangka panjang.
Baca Juga: Benarkah Gula Aren Tidak Memicu Kadar Gula dalam Tubuh? Ini Kata Dokter