Local content ini adalah tentang asal usul budayanya, asal-usul tentang geografisnya sebab tidak mungkin salah satu daerah di Kalimantan Barat menunggu orang-orang dari salah satu daerah Jawa Timur untuk menuliskan tentang bagaimana potensi wilayah daerah itu, bagaimana potensi sumber daya alam daerah itu, bagaimana potensi sumber pariwisata daerah itu. Semua itu harus dilakukan sebagai tanggung jawab bersama untuk menghadirkan buku. Lagi pula apakah relevan buku-buku yang ditulis di Jakarta harus didistribusikan ke saudara-saudara kita yang ada di Papua yang terkait dengan local content,” ungkapnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Syarif Bando berharap semua pihak memiliki komitmen bersama dan kinerja bersama untuk mengatasi keterbatasan bahan bacaan dengan memperbanyak konten lokal, sehingga bisa berpengaruh juga pada pariwisata lokal yang bisa diangkat ke tingkat dunia.
Baca Juga: Pelayanan Publik Perpusnas Raih Predikat