Sonora.ID - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terus berupaya hadir di masyarakat dengan melakukan berbagai inovasi, salah satunya melalui e-perpusnas, dan mengakselerasikan kegiatan-kegiatan untuk ketersediaan bahan bacaan.
Dalam Rakornas bidang perpustakaan tahun 2021, integrasi penguatan sisi hulu dan hilir budaya literasi dalam pemulihan ekonomi dan reformasi struktural secara virtual hari ini, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando mengatakan, Indonesia berada di titik terendah dalam indeks kegemaran membaca.
Hal ini berdasarkan rasio antara jumlah penduduk Indonesia dengan buku yang tersebar jika ditotal, rasio nasional adalah 0,09 artinya satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahun.
Baca Juga: Rakornas Perpusnas 2021 Prioritas Penguatan Literasi
Sementara standar UNESCO, minimal ada tiga buku baru setiap orang setiap tahun, sehingga hal inilah yang menjadi tantangan Indonesia.
Syarif Bando berharap para pemimpin daerah bertanggung jawab menuliskan tentang potensi lokal ke dalam buku-buku sebagai salah satu cara mengatasi rasio keterbatasan buku.
“Salah satu cara yang paling baik ditempuh untuk mengurangi rasio keterbatasan buku secara nasional adalah para bupati, wali kota, gubernur, rela dan mau dan harus bertanggung jawab untuk menuliskan buku-buku yang sesuai dengan local content.
Baca Juga: Perpusnas Dampingi Masyarakat Bangkitkan Ekonomi
Local content ini adalah tentang asal usul budayanya, asal-usul tentang geografisnya sebab tidak mungkin salah satu daerah di Kalimantan Barat menunggu orang-orang dari salah satu daerah Jawa Timur untuk menuliskan tentang bagaimana potensi wilayah daerah itu, bagaimana potensi sumber daya alam daerah itu, bagaimana potensi sumber pariwisata daerah itu. Semua itu harus dilakukan sebagai tanggung jawab bersama untuk menghadirkan buku. Lagi pula apakah relevan buku-buku yang ditulis di Jakarta harus didistribusikan ke saudara-saudara kita yang ada di Papua yang terkait dengan local content,” ungkapnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Syarif Bando berharap semua pihak memiliki komitmen bersama dan kinerja bersama untuk mengatasi keterbatasan bahan bacaan dengan memperbanyak konten lokal, sehingga bisa berpengaruh juga pada pariwisata lokal yang bisa diangkat ke tingkat dunia.
Baca Juga: Pelayanan Publik Perpusnas Raih Predikat