Bandung, Sonora.ID - Para penggiat, pemerhati dan pelestari benda-benda pusaka menggelar kegiatan silaturahmi di sekretariat Duhung Pasundan Jl. Marga Endah No.09 Cipicung RT.01/RW.01 Kampung Cipicung, Kelurahan Manggahang, Kec. Balééndah, Kabupaten Bandung, Senin (22/3/2021).
Silaturahmi berbagai komunitas pelestari pusaka ini digelar dalam rangka mempererat tali silaturahmi antar pelestari pusaka di antaranya Duhung Pasundan, Golok dan Pedang Sepuh Nusantara (GPS), Pertapa dan Tajilarang.
Pengurus komunitas pelestari pusaka Duhung Pasundan, Abah Ghani menyampaikan, bahwa generasi muda saat ini penting untuk mengetahui keberadaan benda-benda pusaka, bukan soal kleniknya tetapi juga tentang sejarah dan teknologi.
Baca Juga: Salah Satu Anak Kakek Koswara yang Menggugat Rp 3 M Meninggal Dunia
"Salah satu budaya Indonesia yang perlu dilestarikan adalah Tosan Aji meliputi keris, tombak, kujang, pedang dan lain-lain," katanya.
Abah Ghani juga menyampaikan tidak hanya mengangkat Tosan Aji, tapi juga nilai-nilai filsafat yang terkandung di dalamnya.
"Kembali ke visi dan misi, kita sepakat merangkul masyarakat dan bisa merubah stigma masyakarat tentang Tosan Aji yang tadinya berbau klenik atau unsur-unsur magis. Mudah-mudahan dengan edukasi bahwa ini salah satu warisan budaya yang mesti dilestarikan," ungkapnya.
Baca Juga: Kue Warisan Nenek Moyang Asli Semarang yang Wajib Anda Coba!
Untuk mengenalkan semua itu, komunitas merencanakan kegiatan 'Goes To School' untuk memberikan pembelajaran pusaka kepada para siswa.
Dalam kesempatan yang sama, Abah Ari Jinjin dari Komunitas Golok dan Pedang Sepuh Nusantara (GPS) sepakat dengan Abah Ghani.
"Nilai luhur tidak sekedar diingat-ingat saja, lebih utama perlu dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut menjadi aset kekayaan khasanah budaya yang meliputi filsafat dan seni hasil pemberdayaan budi pekerti manusia," ujarnya.
Baca Juga: UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia-Malaysia
Abah Ari menambahkan dalam benda pusaka banyak hal yang bisa dipelajari, terutama bagi generasi muda.
"Seperti teknologi, seni, tradisi, sejarah, filosofi, spiritual, fungsi sosial. Dilihat dari sudut teknologi, proses dan teknik pembuatan keris empu ratusan tahun lamanya ini merupakan salah satu peninggalan sejarah sebuah seni budaya kerajaan nusantara khususnya pasundan," Pungkasnya.
Baca Juga: Cara Menikmati Warisan Budaya Candi Borobudur ala Generasi Milenial