"Pola keyakinan itu adalah apa yang kita perlu lihat menurut standar kita sendiri bahwa orang itu bisa dipercaya. Misal orang bisa dipercaya jika wajahnya lurus menghadap ke depan," ungkap dia.
Meski belum berarti benar, lanjutnya, jika seorang punya standar apa yang saya lihat saya bisa percaya atau tidak.
"Tidak berarti standar kita itu benar. Karena akurasi tebakan kita itu 50:50 karena dalam dunia deteksi jujur atau bohong itu akurasi manusia 48-54 persen," ujarnya.
Baca Juga: Hing: Orang Baik pun Pasti Tetap Punya Haters, Ini Penyebabnya
3. Perhatikan makna percaya orang lain
Hing mengatakan, percaya pada orang lain karena kita percaya pada diri kita sendiri.
"Saya bahwa saya bisa handle semua konsekuensi dan risiko dari percaya orang lain. Karena saya tahu risiko dan konsekuensi percaya sama orang adalah ada risiko dibohongi," kata Hing.
4. Kenali pola ketidakpercayaan diri sendiri
Hing menjelaskan alangkah bagusnya jika seseorang pernah menjadi korban kebohongan untuk menarik garis sampai batas mana seseorang siap untuk tidak mempercayai orang tersebut.
"Saya harus punya standar sampai titik mana saya bisa mengatakan 'no more'," pungkasnya.