Sonora.ID - Sebagian orang memiliki sifat sulit percaya pada orang lain, terlebih jika orang tersebut adalah orang asing yang belum terlalu dikenal.
Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay mengatakan rasa tidak percaya atau curiga memang ada pada diri kita. Tidak serta merta kita percaya kepada semua orang apalagi orang yang baru kita temui.
"Masing-masing dari kita pasti punya kriteria-kriteria tertentu yang mana yang bisa dipercaya dari pengalaman," ujar ujar Hing dalam tayangan YouTube Radio Smart FM Jakarta.
Baca Juga: Hing: Waktu Istirahat Justru Timbulkan Pikiran Negatif? Lakukan Hal Ini
Berikut adalah 4 tips bagaimana bisa mempercayai orang lain menurut Hingdranata Nikolay:
1. Percaya diri sendiri
Hingdranata Nikolay menjelaskan, sebelum mempercayai orang lain, Anda harus percaya dengan diri sendiri terlebih dahulu.
"Kita menggunakan standar kita untuk menilai orang lain, jadi jika kita ingin dipercaya orang lain jadikan diri kita bisa dipercaya," jelas Hing.
2. Kenali pola keyakinan diri sendiri
Hing mengatakan seseorang harus mengenali pola yakin akan seseorang.
"Pola keyakinan itu adalah apa yang kita perlu lihat menurut standar kita sendiri bahwa orang itu bisa dipercaya. Misal orang bisa dipercaya jika wajahnya lurus menghadap ke depan," ungkap dia.
Meski belum berarti benar, lanjutnya, jika seorang punya standar apa yang saya lihat saya bisa percaya atau tidak.
"Tidak berarti standar kita itu benar. Karena akurasi tebakan kita itu 50:50 karena dalam dunia deteksi jujur atau bohong itu akurasi manusia 48-54 persen," ujarnya.
Baca Juga: Hing: Orang Baik pun Pasti Tetap Punya Haters, Ini Penyebabnya
3. Perhatikan makna percaya orang lain
Hing mengatakan, percaya pada orang lain karena kita percaya pada diri kita sendiri.
"Saya bahwa saya bisa handle semua konsekuensi dan risiko dari percaya orang lain. Karena saya tahu risiko dan konsekuensi percaya sama orang adalah ada risiko dibohongi," kata Hing.
4. Kenali pola ketidakpercayaan diri sendiri
Hing menjelaskan alangkah bagusnya jika seseorang pernah menjadi korban kebohongan untuk menarik garis sampai batas mana seseorang siap untuk tidak mempercayai orang tersebut.
"Saya harus punya standar sampai titik mana saya bisa mengatakan 'no more'," pungkasnya.