Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan bahwa kehadiran media sosial disatu sisi memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya.
“Namun belakangan saya malah berpikir, jangan-jangan bahayanya jauh lebih besar jika dibandingkan manfaatnya,” ucapnya.
Selain itu, menurutnya belakangan ini media sosial banyak menyajikan hal-hal yang bersifat pembodohan dan adu domba. Sehingga sebagai lembaga yang menaungi seluruh krama adat di Bali, pihaknya sangat berkepentingan melindungi anak-anak dari paparan negatif konten di media sosial.
Baca Juga: Rakor Harsiarnas, KPID Bali Libatkan Lembaga Penyiaran Radio dan TV
Selanjutnya, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Bali, I Made Sunarsa menjelaskan bahwa konten media sosial belum menjadi ranah lembaganya.
“Untuk sekarang ini, media sosial itu masuk dalam ranah UU ITE. Itu pun baru sebatas yang masuk tindak pidana,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga sependapat jika konten medsos belakangan ini sudah makin meresahkan dan banyak yang mengeksploitasi adat budaya Bali. Sehingga untuk menyikapi persoalan ini, seluruh komponen harus membangun sinergi agar memiliki nilai tawar yang kuat.
Baca Juga: Hadiri KPID Award 2020, HD Apresiasi Peran Lembaga Penyiaran di Sumsel
“Yang kita hadapi adalah lawan yang maha dahsyat. Para youtuber misalnya, mereka mempunyai jutaan follower,” ujar Sunarsa.
Dalam kesempatan ini, Sunarsa mengungkapkan sebagai langkah awal, KPID Bali akan mendorong optimalisasi peran lembaga penyiaran agar lebih banyak menyiarkan tayangan yang mengedukasi. Kemudian, langkah berikutnya yang akan dilakukan yakni mengundang para youtuber dan penyedia layanan media sosial untuk berdiskusi.
“Kendati berat, harus ada upaya untuk meminimalisir konten negatif di media sosial,” tutupnya.
Ketua Komisi IV DPRD Bali Gusti Putu Budiarta memberi dukungan penuh terhadap sinergi tiga lembaga dalam menyikapi maraknya konten negatif di media sosial.
"Kita harap kedepannya di Media Sosial tidak ada konten-konten yang memberikan dapat negatif bagi perkembangan anak serta tidak melibatkan anak-anak dalam pembuatan konten yang tidak mendidik," harapnya.
Baca Juga: Sempat Viral di Media Sosial, Rencana Nyepi 3 Hari di Bali Resmi Dibatalkan