Palembang, Sonora.ID - Agar tidak tertinggal oleh zaman, wartawan harus membekali diri dengan beberapa kemampuan dasar.
H. Firdaus Komar Ketua PWI Sumsel dalam acara The Voice of People (24/03/2021) mengatakan bahwa ada tiga kunci yang harus dimiliki seorang wartawan di tengah revolusi industri 4.0.
“Yang pertama adalah pengetahuan dasar tentang kaidah jurnalistik. Kedua adalah penguasaan teknologi, ini bisa dipelajari, asal mau belajar. Ketiga adalah etika. Etika merupakan kerangka pedoman melakukan tugas seorang wartawan. Kalau tidak punya etika akan kehilangan arah meskipun memiliki pengetahuan dan flat form sudah berubah, akan jadi persoalan,” ujarnya.
Baca Juga: Peta Zonasi CoVID-19 Banjarmasin Mendadak Hilang, Pakar: Wajar Jika Warga Lalai Prokes!
Ia mengatakan seorang wartawan yang berkualitas adalah ketika seorang wartawan bisa memberikan karya jurnalistik yang bagus, artinya memberi dampak kepada masyarakat, memberi manfaat kepada masyarakat bukan ke sekelompok orang tapi ke orang banyak.
“Dampak tulisannya memberi pencerahan atau edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Maraknya wartawan abal abal menurutnya memang peraturan yang memungkinkan kondisi ini terjadi. Siapapun bisa membuat media dan bekerja sebagai wartawan meskipun tidak memiliki kompeten.
Baca Juga: Posting Foto Mesra Berdua, Rich Brian dan Vanteey Heng Pacaran?
“Faktanya memang banyak complain dari narsum atau masyarakat. Mereka membuat informasi di medsos, ranah hukum medsos adalah Undang-Undang ITE. Karya jurnaslistik mengacu pada UUD PERS No. 40 tahun 2009, berbeda ranah hukumnya,” ucapnya.
Masyarakat senang membaca berita yang kontroversi seperti kasus korupsi atau prostitusi yang melibatkan artis.
Hal tersebut tidak menjadi masalah asalkan informasi tersebut bukanlah hoax. Ketika berita tanpa konfirmasi maka diragukan kevalidannya.
Baca Juga: Cara Melipat Handuk Viral di Media Sosial, Mana yang Paling Benar?
Untuk mengeceknya masyarakat bisa bertanya ke media tersebut sesuai dengan alamatnya, dan ketika masyarakat mendapat informasi jangan langsung menghakimi, semua belum tentu benar baik berita yang positif maupun negatif.
Masyarakat sangat berperan selain mendapat informasi, mereka juga dapat memproduksi informasi, yaitu melalui media social.
“Intinya edukasi ke masyarakat sangat penting. Semua punya peluang menggunakan medsos, jangan sampai kena UUD ITE, jangan berprinsip yang penting posting, tapi posting yang penting,” pukasnya.
Baca Juga: Keberadaan Media Cukup Penting Untuk Perkembangan Perguruan Tinggi USB