Mantan Napi Teroris Ungkap Cara Rekrut Anggota Baru, Sasaran Orangnya Seperti Ini

30 Maret 2021 15:55 WIB
Ilustrasi teroris dikutip kompas
Ilustrasi teroris dikutip kompas ( )

Makassar, Sonora.ID - Kelompok teroris menggunakan cara beragam untuk merekrut anggota baru. Sasarannya, mereka yang dianggap tidak memiliki pemahaman agama yang kuat.

Seperti dalam pandangan mantan napi teroris, Mukhtar Daeng Lau saat dimintai tanggapan, Selasa (30/3/2021).

Dia mengecam aksi teror yang baru saja terjadi. Dengan cara melakukan bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar. Dua pelaku merupakan jaringan Jamaah Ansharud Daullah (JAD).

"Saya mengecam dan seharusnya tidak terjadi hal demikian. Makassar harusnya damai dan tentram karena kota ini bagaikan miniatur yang ada banyak agama, etnis dan budaya disini," ujarnya.

Baca Juga: Kapolri Sebut Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar Jaringan Teroris JAD

Dia mengatakan kelompok teroris mengincar orang yang dalam keadaan emosional. Seperti mempunyai banyak masalah dalam kehidupan.

"Kebetulan yang didapati orang yang tidak punya pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap agamanya. Sedikit gangguan ekonomi, sosial. Maka ini rentan direkrut sangat cepat itu salah satu diantaranya," jelasnya.

Selain itu, orang yang memiliki karakter ingin memberontak dan rasa tidak puas terhadap pemerintah.

"Radikalisme tidak berdiri sendiri, sebelum menjadi teroris dia memang harus radikal dan ini tentu ini mudah tersusupi paham yang diinginkan para mentor mereka," tambahnya.

Baca Juga: Terungkap, Ini Motif Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar

Setelah menemukan orang yang tepat, tahapan selanjutnya dimulai. Dengan memberikan doktrin radikal atau seperti yang menjadi keinginan mentor.

Menurut Mukhtar, doktrin mudah diberikan jika orang yang bersangkutan memiliki kedekatan. Terlebih memiliki jasa atau hutang balas budi.

"Mentor inilah yang mempunyai pengaruh apalagi ada kedekatan, misal pernah berjasa terhadapnya, jadi mudah mendapatkan rekrutmen terhadapnya," ucapnya.

Aksi teror juga bisa terjadi sebagai bentuk balas dendam. Pasalnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri gencar menangkapi terduga teroris di awal 2021.

Baca Juga: Geledah Kediaman Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar, 3 Orang Diamankan

"Kemarin itu ada kelompok mereka yang ditembakin dan ditangkap, sehingga dengan mudah pengaruh ini kalau begini tidak adil perlakuannya, itu juga salah satu memicu," katanya.

Mukhtar membenarkan saat ini perekrutan teroris ada juga yang dilakukan melalui media sosial.

"Ada juga yang terpengaruh di sosial media," jelasnya.

Negara harus hadir untuk mencegah aksi terorisme. Caranya bisa dengan melakukan pendampingan, pembinaan dan pemberdayaan.

Mukhtar Daeng Lau merupakan mantan napi teroris yang dirangkul Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Baca Juga: Kumpulkan Pemuda Lintas Agama, Wali Kota Makassar Ajak Bersatu Lawan Teroris

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm