“Return memang hal yang penting, tapi bukan satu-satunya hal yang harus dituju. Karena di balik return, terutama return yang tinggi, itu ada risiko. Biasanya return yang tinggi risikonya juga tinggi,” sambungnya menegaskan.
Di sinilah pentingnya sebuah tujuan dalam berinvestasi, ketika seseorang bertujuan untuk return yang tinggi, maka orang itu harus siap juga dengan risiko yang tinggi.
Teguh menjelaskan bagi orang yang menetapkan tujuan dengan waktu yang relatif tidak panjang, maka bisa dilakukan investasi pada produk yang konservatif.
Baca Juga: Jadi Investasi di Hari Tua, Terapkan 4 Motivasi Olahraga yang Benar!
“Misalkan saya mau menyekolahkan kuliah tahun depan, itu artinya jangka waktu investasi saya menjadi pendek. Saya akan memilih produk yang konservatif, misalnya reksadana pasar uang atau taruh di deposito,” jelasnya memaparkan.
Sedangkan sebaliknya, untuk investasi yang jangka panjang misalnya dana pensiun, bisa dilakukan investasi lain sesuai dengan tujuan tersebut.
“Tetapi untuk pensiun saya, misalnya 20 tahun ke depan, investasi saya bisa di reksadana saham atau langsung ke saham. Nah pemilihan tujuan inilah yang mengarahkan investor untuk memilih produknya,” tegasnya.
Baca Juga: Jadi Investasi, Helmy Yahya: Kecerdasan Itu dari Doa Orang Tua